10 Fakta Tentang Coto Makassar, Nomor 7 Penderita Kolesterol Harus Hindari

18 Februari 2023, 08:41 WIB
10 Fakta Tentang Coto Makassar, Nomor 7 Penderita Kolesterol Harus Hindari /Instagram @Nathkuliner/CHANELSULSEL

CHANELSULSEL.COM- Coto makassar atau coto mangkasara adalah hidangan tradisional Suku Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama.

Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris, lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Konon, coto Makassar sudah ada sejak abad ke-16, menjadikannya makanan berkuah paling tua di Indonesia

Makanan khas Makassar ini jadi hidangan di Kerajaan Gowa. Di zaman itu, bagian tenderloin dan sirloin daging sapi dikonsumsi oleh keluarga Kerajaan, sedangkan pengikut Kerajaan mengonsumsi bagian jeroan 

 Baca Juga: Ingin Makan Coto Makassar? Ini 7 Warung Coto Paling Terkenal Se Indonesia Timur

Berikut ini Tim Redaksi Chanelsulsel merangkum 10 Fakta tentang Coto Makassar, diantaranya:

1. Siapa yang menciptakan Coto Makassar? 

Coto Makassar sebenarnya adalah makanan yang diciptakan oleh salah seorang penduduk di Kerajaan Gowa.

Setiap pagi, ia biasa membuat Coto Makassar untuk dibagikan kepada para pengawal kerajaan sebelum mereka bertugas di pagi hari. 

 

 Baca Juga: 16 Rekomendasi Warung Prasmanan di Kota Makassar Jika Anda Sudah Bosan dengan Coto Makassar

2. Apa keunikan makanan Coto Makassar? 

Meskipun berisi jeroan, Coto Makassar tetap sehat untuk disantap. Satu keunikan lain dari soto ini adalah isiannya yang terdiri dari jeroan. 

3. Mengapa Coto Makassar terkenal?

Kuliner satu ini banyak diminati karena rasanya yang lezat dan menggugah selera.

Jeroan yang direbus dalam waktu lama dicampur dengan daging sapi yang diiris tipis, lalu dicampur dengan bumbu kacang yang diracik khusus, kaldu panas dengan irisan daun bawang dan bawang goreng adalah ciri khas dari Coto Makassar.

 Baca Juga: Ini 20 Warung Makan Dengan Menu Berkuah di Kota Makassar, Sangat Pas di Musim Hujan, Ada Coto Gagak

4. Apa manfaat Coto Makassar? 

Coto Makassar memiliki kandungan zinc dan vitamin A, dimana kedua zat ini baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel dalam pembuluh darah.

Kedua zat ini pun dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

5. Apa bedanya Coto Makassar dan Sop Saudara? 

Sop saudara tidak jauh berbeda dengan Coto Makassar, keduanya berbahan baku yang sama yaitu daging sapi.

Perbedaannya, pada kuah sop saudara ditambahkan bihun dan perkedel kentang serta biasanya kuah yang ditambahkan susu yang memberikan sensasi manis pada kuah sop saudara. 

 Baca Juga: 7 Rumah Makan Pallu Kaloa di Makassar, Makanan Khas Sulawesi Selatan Selain Coto dan Pallu Basa

6. Berapa Protein Coto Makassar? 

Besarnya kadar air dalam Coto Makassar disebabkan makanan tradisional ini termasuk jenis makanan yang berkuah. Kandungan protein sebesar 20.82 - 26.56 g per pors 

7. Apakah Coto Makassar kolesterol? 

Coto Makassar merupakan salahsatu Makanan yang harus dihindari penderita kolesterol lantaran dalam 100 gram daging yang digunakan sebagai isiannya mengandung lemak total sebesar 14 gram dan koleseterol 70 miligram 

 Baca Juga: Coto Makassar dan Pallubasa, Kuliner Khas Sulawesi Selatan Serupa Namun Tak Sama

8. Apakah Coto Makassar mengandung santan? 

Coto Makassar biasanya dibuat dari jeroan sapi yang direbus lama dan campuran daging sapi lainnya, lalu dicampurkan ke dalam racikan bumbu rempah yang khas.

Bukan hanya itu, olahan jeroan dan daging sapi tersebut kemudian dicampurkan dengan kuah santan gurih yang menyegarkan. 

9. Berapa kalori dalam 1 porsi Coto Makassar? 

Kemenkes RI menyebutkan satu porsi coto Makasar mengandung 525 kal, tertinggi dibandingkan varian lainnya. 

 Baca Juga: Resep Coto Makassar Yang Patut di Coba Saat Hari Raya Idul Adha

10. Coto Makassar rasanya seperti apa? 

Makanan ini memiliki cita rasa gurih yang berasal dari rebusan daging, jeroan, dan rempah-rempah.

Cara makan Coto Makassar biasa dengan ketupat yang dibungkus dengan daun kelapa atau daun aren.***

 

 

 

 

 

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler