Terungkap! Diagnosis Dokter soal Siswa SD Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing

- 22 Juli 2022, 11:16 WIB
Terungkap hasil diagnosa bocah SD korban perundungan di Tasikmalaya, hal ini jadi penyebab kematian FH.
Terungkap hasil diagnosa bocah SD korban perundungan di Tasikmalaya, hal ini jadi penyebab kematian FH. /Pixabay/Wokandapix/

CHANELSULSEL.COM - Seorang pelajar Sekolah Dasar(SD) berinisial PH (11) di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia.

Murid kelas VI sekolah dasar di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya berinisial PH (11) ini dianiaya hingga dilecehkan oleh teman sepermainannya.

Tidak hanya mengaku sempat dipukuli teman sepermainannya, korban juga mengaku sempat dipaksa serta direkam untuk menyetubuhi kucing.

Baca Juga: Aril Noah Akui Punya Hobi Baru, Belanja Online

Kedua orangtuanya, Ad (41) dan Ti (39), warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, pun berduka atas kepergian sang anak.

Di rumah gubuk berdinding bilik dan papan, keduanya tampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya tersebut.

Kabar meninggalnya murid SD kelas 6 itu kian memantik perhatian publik, lantaran dilatarbelakangi oleh masalah yang cukup serius.

Ibu korban, Ti menuturkan anaknya sering mengeluhkan sakit tenggorokan dan kerap kali dipukul teman sepermainan.

Baca Juga: Pilot Citilink Tutup Usia Setelah Take Off, Dirut Citilink: Pilot Laik Terbang Sebelum Meninggal Dunia

FH dikabarkan mengalami depresi usai dirundung oleh teman sebayanya. Ia dipaksa untuk menyetubuhi kucing dan tindakan tidak senonoh itu direkam kemudian disebarluaskan di media sosial.

Buntut tindakan bully itu, video perundungan itu viral, kemudian mengakibatkan FH trauma dan mengalami penurunan kondisi psikis, depresi hingga meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, korban yang merupakan warga Kecamatan Singaparna itu, sempat mendapatkan perawatan intensif di RS Singaparna Medika Citrautama (SMC).

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RS SMC dr Adi Widodo, mengatakan orang tua korban membawa FH ke rumah sakit Sabtu, 16 Juli 2022, sekitar pukul 19.00 WIB lantaran sang anak mengalami demam serta tidak sadarkan diri.

"Dari keterangan orangtuanya saat membawa pasien, anaknya itu satu hari sebelum dibawa ke sini sudah tidak sadarkan diri," kata dr Adi Widodo, di ruangannya, Kamis 21 Juli 2022.

Keluarga korban juga menuturkan bahwa sang anak sudah sudah sakit selama satu minggu di rumahnya dengan kondisi demam dan lemah.

Baca Juga: Deretan Aplikasi yang Belum Terdaftar PSE, Apakah Langsung Diblokir Kominfo?

Bahkan kondisi kesehatan korban kian diperparah dengan tidak bisanya makanan dan minuman masuk ke dalam tubuh PH.

Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, dari hasil diagnosa medis yang menjadi penyebab PH meninggal dunia, yakni adanya komplikasi tifoid yang menyerang ke otak.

Sementara itu, suspect episode depresi atau gangguan kejiwaan yang diakibat faktor internal karena komplikasi demam atau faktor eksternal, diakui Adi pihaknya belum bisa menindaklanjuti, lantaran pasien belum bisa ditanya oleh spesialis kejiwaan.

Menurut dia, suatu penyakit bisa disebabkan dari gangguan kejiwaan, ataupun faktor internal dan eksternal, penyakit tifoid juga bisa menyebabkan gangguan kesadaran.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungan Ke Labuan Bajo, Hari ini Kembali ke Jakarta

Kemudian, Adi menegaskan tatkala gangguan mental seseorang menyerang begitu hebat, akan berujung pada kondisi kesehatan.

"Apabila terjadi gangguan kejiwaan otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang. Ditambah tidak masuknya makanan maka akan bertambah penyakit yang masuk," ujarnya.

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Hasil Diagnosa Medis Bocah SD Korban Bully di Tasikmalaya Terungkap, Ini Penyebab Kematian FH".***

Editor: Andi Uni

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah