5 Faktor yang Bisa Membuat Harga Minyak Dunia Turun

- 19 Juni 2022, 08:12 WIB
Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D & Kilang Minyak Sumber Fossil Fue
Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D & Kilang Minyak Sumber Fossil Fue /Muhammad Basir-Cyio/Instagram.com/@arcandra.tahar

Selain memerlukan waktu panjang juga membutuhkan dana yang tidak sedikit, Paling tidak pencabutan sanksi ini memberikan sinyal kepada market bahwa akan ada potensi suplai yang bisa menggantikan minyak Rusia.

Ketiga, melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia akibat naiknya berbagai macam harga komoditas yang menyumbang pada inflasi tinggi. Negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat mengalami inflasi yang diluar dugaan mereka.

Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi ini kebutuhan terhadap migas akan turun sehingga dapat mendorong harga minyak juga bisa turun.

Baca Juga: UPDATE Harga Logam Mulia di Pegadaian 31 Mei 2022, Masih dikisaran Satu Juta

Keempat, perusahaan-perusahaan minyak dunia mempercepat penggunaan teknologi dekarbonisasi, sehingga lapangan-lapangan yang masih bisa ditingkatkan produksinya mampu mensuplai minyak dengan teknologi yang ramah lingkungan.

Hal tersebut akan memberikan sinyal positif kepada pressure group yang selama ini menyuarakan keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan. Inisiatif-inisiatif migas yang ramah lingkungan diperlukan agar kebutuhan minyak selama masa transisi bisa dipenuhi sehingga harga tidak bergejolak.


Kelima, mempercepat produksi biofuel dengan feedstock (bahan baku) yang tidak bersaing dengan bahan makanan. Dengan segala tantangan yang ada, memang tidak mudah untuk mewujudkan biofuel sebagai pengganti fossil fuel.

Baca Juga: Belanda Investor Terbesar Kelima di Indonesia

Paling tidak usaha ini harus terus menerus dicarikan terobosan agar tantangan dari segi bahan baku dan harga bisa teratasi. Alternatif akan adanya biofuel yang bisa mensubstitusi fossil fuel diharapkan bisa menstabilkan harga minyak dunia.


Dari lima faktor diatas, terlihat bahwa tidak mudah mencarikan jalan keluar agar harga minyak bisa stabil pada angka yang wajar. Inilah dunia energi yang berkelindan antara teknologi, komersial dan geopolitik.

Tidak bisa hanya memakai kacamata yang sempit. Memahami teknologi akan membantu kita bahwa kemampuan manusia masih sangat terbatas untuk mencari solusi terbaik agar kebutuhan energi yang ramah lingkungan bisa terwujud.

Baca Juga: Putin Mulai Terang-terangan Sindir AS, Soal Negara Adidaya Sebutnya Tidak Ada yang Abadi

Halaman:

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: IG @arcandra.tahar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah