Menurut Menteri Johnny, ketersediaan spektrum frekuensi yang memadai menjadi sektor strategis kedua dalam ekosistem telekomunikasi. Saat ini, Kementerian Kominfo sedang melakukan farming dan refarming spektrum frekuensi untuk memastikan ketersediaan spektrum yang memadai bagi pengembangan dan adopsi teknologi baru di sisi upstream telekomunikasi Indonesia.
“Saat ini kita baru menggunakan sekitar 737 Mhz spektrum di semua level lower band, mudah-mudahan segera nanti kita pakai millimeter wave untuk 5G. Kita membutuhkan setidaknya 2.047 Mhz spektrum untuk mendukung transformasi digital Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Barat Bongkar Pangkalan Militer Rahasia Beijing Dibangun di Laut Kamboja, Ini Reaksi Keras China
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Menkominfo berharap ekosistem telekomunikasi memperhatikan alokasi spektrum frekuensi pada saat Pemerintah melakukan refarming agar tata kelola sumber daya spektrum menjadi lebih efisien.
“Tidak saja bagi penerimaan negara, tetapi lebih efisien di dalam mengisi kebutuhan spektrum untuk pengembangan perekonomian nasional dan atau kebutuhan nasional lainnya dari sisi telekomunikasi,” jelasnya.
Infrastruktur dan Talenta Digital
Aspek lain yang mencakup sektor strategis berkaitan dengan penggelaran infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Menteri Johnny, dunia termasuk Indonesia terus menyuarakan komitmen menutup kesenjangan digital melalui pembangunan infrastruktur TIK secara besar-besaran.
“Saya harapkan jajaran Telkomsel yang sudah bersama-sama, terus bersama-sama bahkan lebih kuat kolaborasinya untuk memastikan penggelaran ICT infrastruktur yang memadai dan tersebar rata di seluruh wilayah tanah air. To close the digital divide, itu pesan dunia saat ini,” jelasnya.
Menkominfo menyatakan untuk menopang pembangunan infrastruktur TIK, Kementerian Kominfo menerapkan bauran pembiayaan (blended financing), terutama untuk membangun microwave link dan fiberlink, menyiapkan High-Throghput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.