PDGI Ungkap Indonesia 'Krisis' Dokter Gigi, Kok Bisa?

- 3 Juli 2022, 13:11 WIB
Ilustrasi periksa ke dokter gigi
Ilustrasi periksa ke dokter gigi /pololofreack30 / Pixabay/

CHANELSULSEL.COM - Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Usman Sumantri, M.Sc. mengatakan bahwa jumlah dokter gigi di Indonesia saat ini masih kurang atau belum ideal.

“Jumlah dokter gigi semua ada 43 ribuan, itu termasuk dokter gigi yang umum dan spesialis. Yang spesialis itu 3.900 sekian. Jadi memang sangat sangat kurang. Karena itu saya usul jumlah dokter giginya diperbanyak, jumlah lulusan dan jumlah penerimaan (mahasiswa),” kata Usman saat dijumpai pers di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga: Selain Baik untuk Kesehatan Mata, Ini Manfaat Lainnya Jika Mengonsumsi Ikan Mas

Ia menjelaskan bahwa idealnya satu dokter gigi melayani 7.500 pasien, sesuai dengan rekomendasi WHO. Sementara kondisi persebaran dokter gigi di Indonesia masih jauh dari kata ideal, menurutnya, yakni satu dokter gigi melayani sekitar 12.000 lebih pasien atau 1:12.000.

“Jumlah lulusan itu 2.500-an per tahun dari semua Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Persoalannya, produksinya tidak banyak, 2.500 sampai 3.000 (lulusan) itu tidak cukup. Bahkan dokter umum itu sekitar 12.000 (lulusan) setahun,” kata Usman.

Permasalahan lainnya, Usman mengatakan bahwa keberadaan dokter gigi, terutama dokter gigi spesialis, masih terpusat di daerah perkotaan dan tidak menjangkau ke daerah-daerah terpencil.

Persebaran instansi pendidikan dokter gigi juga belum merata di Indonesia.

Mengingat permasalahan tersebut, ia mengatakan pihaknya ingin mendorong pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memperbanyak program studi kedokteran gigi dan memperbanyak studi yang melahirkan dokter gigi spesialis.

Baca Juga: Apa itu Thibbun Nawabi? Pengobatan Spiritual Dianggap Mampu Menyembuhkan Jamaah Haji saat Terbaring Sakit

“Itu (dokter gigi spesialis) masalah sekali karena terkait dengan sistem rujukan. Pasien dilayani di klinik atau puskesmas, nanti dia bisa ke rujukan. Nah, kalau di rujukan itu tidak ada spesialis kan percuma juga, ada biaya tapi tidak ada spesialis,” katanya, dilansir Chanelsulsel.com dari Antara.

Halaman:

Editor: Adi Irwansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x