Filosofi Sandeq dari Suku Mandar, Warisan Leluhur Sebagai Perahu Tercepat di Dunia

- 4 September 2022, 18:30 WIB
FESTIVAL SANDEQ
FESTIVAL SANDEQ /Tangkapan Layar Youtube Allink Gilbert/

CHANELSULSEL.COM- Saat ini sedang digelar even tahunan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat tentang Festival Perahu Sandeq

Namun dibalik dari kata perahu sandeq yang melegenda, ternyata tersirat sebuah filososfi dari setiap bagian dari Perahu kebanggan Masyarakat Mandar

Even tahunan kali ini berbeda dari moment tahun sebelumnya

Baca Juga: Festival Perahu Sandeq, Pesan Pemprov Sulbar Mendukung IKN

Even kali ini menempu rute yang cukup panjang dengan mengarungi selat Makassar menuju Ibu Kota Negara (IKN)

Star dari Teluk Mandar, ada beberapa etape yang menjadi rangkaian even yang dilalui para passandeq yang berjumlah 35 perahu ini

Sandeq merupakan perahu yang lahir dari kearifan lokal Suku Mandar dalam mengarungi lautan.

Mayoritas masyarakat Suku Mandar yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Sulawesi Barat Pada masa lampau perahu ini digunakan untuk menangkap ikan dan berdagang hingga Selat Malaka, Laut Sulu, Papua dan Pulau Jawa.

Nama Sandeq berasal dari Bahasa Mandar yang berarti runcing.

Baca Juga: Mengenal Perahu Sandeq Mandar, Dalam Festival Mengarungi Selat Makassar Menuju IKN Nusantara

Perahu ini mempunyai bentuk ramping dengan mengandalkan layar dan kecepatan angin untuk mengarungi lautan.

Perahu Sandeq juga merupakan salah satu kapal layar tercepat di dunia.

Setiap bagian Perahu Sandeq mempunyai makna simbolik yang menjadi warisan nilai budaya dari masyarakat Suku Mandar.

Dasar Lambung perahu atau Balakang terbuat dari pohon kayu utuh yang dikeruk bagian tengahnya untuk menjadi bagian dasar dari perahu.

Proses pembuatan, arah dan laju perahu mempunyai makna masing-masing dari semangat dan kearifan budaya.

Baca Juga: Dinding Kantor Lurah Tande Retak, Akibat Fenomena Alam Tanah Bergerak di Majene Sulbar

Bagian kepala perahu sandeq atau Panccong mempunyai bentuk limas segitiga runcing dengan posisi paling depan dan mendongak ke atas.

Bentuk dan posisi panccong yang mendongak ke atas mempunyai makna selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Petaq berupa lubang berbentuk segi empat yang terletak diantara kalandara dan berfungsi sebagai pintu palka atau geladak.

Petaq terdapat tiga bagian yaitu petaq diolo (depan), petaq tangnga (tengah), dan petaq buiq (belakang).

Ketiga bagian petaq mempunyai simbol rezeki pada bagian depan, aktivitas manusia pada bagian tengah dan pemimpin pada bagian belakang.

Baca Juga: DPRD Provinsi Sulbar Siap Perjuangkan Jaminan Kesehatan Bagi Guru, Hatta Kainang: Ini Komitmen Kami

Sanggar kemudi atau Sanggilang yang terdiri dari dua balok yang melintang pada bagian atas yang bermakna laki-laki dan bagian bawah bermakna perempuan.

Berdasarkan konsep gender masyarakat Mandar mempunyai makna bahwa ketika suami berangkat berlayar, maka sang istri selalu menjaga marwahnya sembari menenun kain khas Mandar.

Layar perahu sandeq berbentuk segitiga dengan bahan dari kain atau plastik.

Angin yang menerpa layar menjadi sumber tenaga yang dapat mendorong perahu untuk bergerak

Baca Juga: Tim Operasi Gakkum KLHK Berhasil Hentikan Pertambangan Ilegal di Kawasan Hutan Provinsi Sulbar

Perahu sandeq mempunyai beberapa tipe berdasarkan jenis nelayan di Mandar.

Tipe pertama bernama Pangoli, jenis perahu sandeq ini mempunyai ukuran 3 – 4 m yang dapat menampung 2 awak.

Perahu pangoli digunakan untuk melaut pada waktu subuh hingga menjelang sore dengan alat tangkap berupa tasi dan kail berupa umpan.

Tipe kedua bernama Parroppong yang mempunyai ukuran lebih besar dari Pangoli dan mampu mengangkut hingga 4 awak.

Perahu Parroppong digunakan untuk melaut selama 3 – 7 hari dengan wilayah tangkapan lebih jauh dari pangoli.

Baca Juga: Update Banjir Mamuju Ibu Kota Provinsi Sulbar, Wilayah Sese Air Sudah Setinggi Perut Orang Dewasa

Tipe ketiga Pallarung, perahu ini mampu menampung 4 – 6 awak dengan lama waktu melaut hingga mencapai 30 hari.

Tipe keempat bernama Potangga, perahu ini dipergunakan untuk menangkap jenis ikan terbang (Cypsilurus Altipennis, Lat.) dan target utama adalah telurnya. 

festival sandeq menuju IKN
festival sandeq menuju IKN

Perkembangannya perahu sandeq mulai dilombakan ketangkasan dan kecepatannya dalam berbagai kegiatan tahunan dan untuk memperingati hari jadi bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus.

Sandeq Race merupakan salah satu event wisata dari Dinas Pariwisata Sulawesi Barat dalam upaya melestarikan budaya bahari di Sulawesi Barat.

Perahu Sandeq merupakan perahu tanpa mesin yang mampu melaju hingga kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer/jam.

Festival Sandeq Race menjadi potensi besar memikat wisatawan dan tetap menjaga nilai luhur masyarakat khususnya dalam kekayaan maritim Suku Mandar.***

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: Berbagi Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x