Perahu pangoli digunakan untuk melaut pada waktu subuh hingga menjelang sore dengan alat tangkap berupa tasi dan kail berupa umpan.
Tipe kedua bernama Parroppong yang mempunyai ukuran lebih besar dari Pangoli dan mampu mengangkut hingga 4 awak.
Perahu Parroppong digunakan untuk melaut selama 3 – 7 hari dengan wilayah tangkapan lebih jauh dari pangoli.
Baca Juga: Update Banjir Mamuju Ibu Kota Provinsi Sulbar, Wilayah Sese Air Sudah Setinggi Perut Orang Dewasa
Tipe ketiga Pallarung, perahu ini mampu menampung 4 – 6 awak dengan lama waktu melaut hingga mencapai 30 hari.
Tipe keempat bernama Potangga, perahu ini dipergunakan untuk menangkap jenis ikan terbang (Cypsilurus Altipennis, Lat.) dan target utama adalah telurnya.
Perkembangannya perahu sandeq mulai dilombakan ketangkasan dan kecepatannya dalam berbagai kegiatan tahunan dan untuk memperingati hari jadi bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus.
Sandeq Race merupakan salah satu event wisata dari Dinas Pariwisata Sulawesi Barat dalam upaya melestarikan budaya bahari di Sulawesi Barat.
Perahu Sandeq merupakan perahu tanpa mesin yang mampu melaju hingga kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer/jam.