Suzuki Motor Jepang Tetap Optimis, Ditengah Isu Trend Penurunan Ekonomi Global

- 7 Agustus 2022, 11:30 WIB
Kantor perusahaan Maruti Suzuki India Limited di New Delhi, India, 26 Februari 2016.
Kantor perusahaan Maruti Suzuki India Limited di New Delhi, India, 26 Februari 2016. /REUTERS/Anindito Mukherjee/REUTERS/Anindito Mukherjee.

CHANELSULSEL.COM-Isu tentang adanya penurunan ekonomi secara global, sepertinya tidak berdampak pada Brand otomotif yang satu ini.

Suzuki Motor merupakan salah satu Brand otomotif yang memiliki tempat khusus bagi penggemarnya di dalam negeri.

Ada beberapa produk dari Suzuki yang masih eksis dan memiliki banyak permintaan setiap bulannya.

Baca Juga: Intip Spesifikasi Mobil Baru Hyundai Stargazer, Harganya Setara Avanza dan Xenia

hal ini yang membuat Merek dari Jepang ini masih bertahan meski adanya isu penurunan ekonomi secara global.

Suzuki Motor Jepang mengatakan pihaknya tidak melihat adanya pelemahan permintaan kendaraan di dalam negeri atau di pasar utamanya di India, meski saat ini terdapat kekhawatiran tentang penurunan ekonomi global.

Menurut pejabat eksekutif senior Suzuki Masahiko Nagao, Suzuki memiliki backlog pesanan sekitar 200 ribu kendaraan di Jepang pada akhir Juni. Sementara di India, perusahaan memiliki backlog pesanan sekitar 350 ribu unit.

"Meskipun kami khawatir tentang tren ekonomi global, pesanan datang dengan sangat lancar dan permintaan tidak menurun pada saat ini," ujar Nagao, dilansir Chanelsulsel dari Reuters pada Minggu 7 Agustus 2022.

Baca Juga: Pendatang Baru Dunia Otomotif, Toyota Starlet Siap Bersaing dengan Suzuki Baleno

Untuk periode April hingga Juni, penjualan Suzuki di India naik 27,9 persen year-on-year (yoy) menjadi 280 ribu kendaraan. Namun, penjualan di Jepang turun 6,4 persen karena kekurangan chip yang menyebabkan produksi terhambat.

Diketahui, lonjakan harga komoditas global di tengah gangguan rantai pasok yang disebabkan pandemi dan perang Ukraina memang telah menjadi tantangan bagi pelaku bisnis dan pembuat kebijakan di seluruh dunia.

"Meskipun kekurangan semikonduktor berangsur membaik, Suzuki tidak dapat memprediksi kapan akan teratasi," kata Nagao.

Untuk mengurangi dampaknya, Nagao mengatakan perusahaan telah beralih untuk memproduksi mobil yang tidak membutuhkan begitu banyak chip di India dan menjualnya ke pasar Afrika, serta Amerika Tengah dan Selatan.

Perusahaan pun tetap mempertahankan proyeksi laba operasional sebesar 195 miliar yen atau sekitar Rp21,5 triliun untuk April tahun ini hingga Maret 2023.***

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x