Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri

- 27 Desember 2023, 21:53 WIB
Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri
Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri /indonesia.go.id/
CHANELSULSEL.COM- Kerja sama lisensi BRIN dan PT Pindad untuk pengembangan alutsista dalam negeri menandai proses dari riset menuju produksi massal industri pertahanan.

Indonesia boleh berbangga. Roket RHan-122B buatan anak negeri itu telah diproses mendapatkan tujuh paten terkait desain dan teknologi canggih. Sebuah lompatan teknologi dalam bidang pertahanan khususnya untuk alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

Piranti persenjataan militer ini dikembangkan oleh Pusat Teknologi Roket LAPAN bersama Konsorsium Roket Nasional sejak 2006. Roket itu menggunakan bahan bakar padat komposit berbasis HTPB/AP dengan konfigurasi grain propelan ganda, hollow, dan star-7.

Baca Juga: Pengurus Pimpinan Cabang NU Dilantik,Bupati Pinrang Berharap Bangun Kordinasi dan Kolaborasi dengan Pemerintah

Roket itu memiliki panjang total 2.915 mm dan berat 63 kg, RHan-122B memiliki empat sirip lipat berbentuk seperempat lingkaran dan diluncurkan melalui sistem peluncur multilaras tabung. Roket ini mampu menjangkau hingga 28 km, dan dapat membawa warhead seberat 18 kg.

Perjalanan pengembangan roket ini melewati tahap desain konseptual, desain awal, pembuatan purwarupa (prototype), serta serangkaian pengujian statis dan dinamis sejak 2009. Upaya tersebut sebagai respons atas kebutuhan substansi roket GRAD RM 70 yang diimpor oleh Marinir TNI-AL.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru Triharjanto menceritakan bahwa pengembangan RHan-122 itu dimulai ketika dirinya menjelang pindah ke riset teknologi satelit.

Baca Juga: Waw! Ternyata Indonesia Masuk 10 Besar Penyumbang Produk Dunia

“Jadi waktu itu dari marinir yang dipinjamkan ke kita dan teknologinya probably different. Mereka itu propellant-nya berbeda, mereka pakai double base ya, dengan teknologi prosesnya yang berbeda,” ujarnya saat penandatangan kerja sama lisensi antara BRIN dan PT Pindad, belum lama ini

Oleh karena itu, tim periset yang terdiri dari Henny Setyaningsih, Rika Andriarti, Heru Supriyatno, Lilis Mariani, dan tim lainnya harus memutar otak melakukan alih teknologi untuk RHan-122 itu. Riset dan uji coba roket tersebut memakan waktu lebih dari 10 tahun.

Seturut demikian, pada 2018, modifikasi pada desain sirip folded fin dilakukan dengan beralih dari bahan aluminium ke baja dan sistem pengunci fin menggunakan locking fin, menggantikan pengunci awal berbasis pegas. Modifikasi pada nozzle roket menjadi dua bagian juga dilakukan tanpa cover nozzle.

Halaman:

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x