Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri

- 27 Desember 2023, 21:53 WIB
Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri
Tujuh Paten Roket Buatan Anak Negeri /indonesia.go.id/

Baca Juga: Halaqah Akhir Tahun 2023 Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone

Setelah modifikasi pada nozzle dan fin, kinerja terbang RHan-122B menjadi stabil dan konsisten. Hingga sampai akhirnya pada 2019 berhasil memperoleh sertifikat kelaikan udara sebagai senjata udara militer dari Badan Sarana Pertahanan, Kementerian Pertahanan.

Pencapaian sertifikat ini memunculkan urgensi untuk mendaftarkan paten dan melisensikan teknologi roket ini untuk produksi massal. Kendati demikian, proses pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terhambat oleh prioritas pada jalannya kegiatan pengembangan.

Perubahan manajemen dari LAPAN ke BRIN di penghujung 2021 memperkuat fokus pada riset dan pengembangan, dengan mengalihkan produksi massal ke industri pertahanan.

Akhirnya, pada pertengahan 2023, tujuh paten terkait RHan-122B telah terdaftar setelah percepatan penyusunan ulang draf HKI sekaligus memulai pembahasan kontrak lisensi dengan industri pertahanan.

Adapun tujuh kekayaan intelektual berupa paten sebagai berikut, yaitu Metode Pemasangan Propelan Padat dan Inhibitor Pada Motor Roket, Peralatan dan Sistem Rangkaian Penyala Roket Tipe Piroteknik dengan Struktur Menggunakan Bantalan Poros, Metode Pembuatan Insulasi Termal dengan Menggunakan Peel Ply pada Motor Roket Padat, Sistem Propulsi Motor Roket Kaliber 122 mm Menggunakan Propelan Padat Komposit Konfigurasi Ganda, Propelan Padat Komposit HTPB/AL/AP Trimodul, Nozel Roket Modular dengan Fitur Pencegah Kebocoran Gas Panas, dan Nose Cone Tumpul yang Dilengkapi Bodem untuk Roket Artileri.

Menilik kembali sejarahnya, roket R-Han 122 adalah hasil pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)-- sekarang menjadi Kemendikbudristek--dari roket D-230 bertipe RX 1210, yang mempunyai kecepatan maksimal 1.8 Mach. Mulai 2007 ketika Kemenristek membentuk kelompok D230 yang bertugas mengembangkan roket dengan diameter 122 mm dan berjarak jangkauan 20 kilometer.

Prototipe pertama D-230 ini dipesan oleh Kementerian Pertahanan dalam rangka memperkuat program seribu roket. Sejak itu, pemerintah menyusun Konsorsium Roket Nasional yang diketuai oleh PT Dirgantara Indonesia (DI).

Konsorsium Roket Nasional tersebut memiliki anggota beberapa industri strategis yang bertugas beragam peralatan roket. Di dalamnya terdapat juga PT Pindad yang bertugas mengembangkan launcher serta firing system berplatform GAZ, Nissan, serta Perkasa yang telah drubah menggunakan laras 16/warhead serta mobil launcher.

Lalu ada juga PT Dahana yang mensuplai propellant, PT Krakatau Steel untuk pengembangan material tabung serta struktur roket. Sedangkan, PT Dirgantara Indonesia mendesain dan pengujian jarak terbang.

Halaman:

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah