WHO Selidiki Temuan Virus Cacar Monyet Pada Air Mani Pasien, Kemungkinan Penularan Secara Seksual

17 Juni 2022, 10:14 WIB
Cairan Sperma Mengandung Virus Cacar Monyet, Simak Pendapat WHO /Canva

CHANELSULSEL.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan adanya virus cacar monyet yang ditemukan di dalam air mani dan sperma pasien.

Saat ini WHO sedang menyelidiki laporan tersebut, mengekspolrasi kemungkinan terkait penyakit tersebut dapat ditularkan secara seksual.

Banyak kasus dalam wabah cacar monyet saat ini disebut terjadi antara pasangan yang telah melakukan kontak dekat.

Dalam beberapa hari terakhir, para ilmuwan mengatakan mereka telah mendeteksi DNA virus dalam air mani segelintir pasien cacar monyet di Italia dan Jerman.

Baca Juga: Menurut Ahli Gizi Konsumsi Keju 40 Gram Per Hari, Konsumsi Berlebihan Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Hal itu termasuk sampel yang diuji laboratorium yang menunjukkan virus yang ditemukan dalam air mani satu pasien mampu menginfeksi orang lain dan bereplikasi.

Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di WHO dan Eropa, mengatakan masih belum diketahui apakah laporan terbaru berarti virus dapat ditularkan secara seksual.

"Ini mungkin sesuatu yang tidak kami sadari dalam penyakit ini sebelumnya," ucapnya.

"Kami benar-benar perlu fokus pada mode penularan yang paling sering, dan kami melihat dengan jelas bahwa itu terkait dengan kontak kulit ke kulit," kata Catherine Smallwood menambahkan.

Lebih dari 1.300 kasus penyakit virus telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara sejak awal Mei 2022, dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Baca Juga: Takluk dari Wakil China, Harapan Jonatan Christie Pupus di Indonesia Open 2022

Wabah ini telah memicu kekhawatiran karena virus cacar monyet jarang terlihat di luar Afrika yang menjadi tempat endemiknya, dan sebagian besar kasus Eropa tidak terkait dengan perjalanan ke benua itu.

Ketika wabah menyebar, WHO telah merekomendasikan vaksinasi kontak dekat yang ditargetkan, termasuk petugas kesehatan.

Akan tetapi, mereka telah memperingatkan bahwa pihaknya sudah melihat adanya langkah terburu-buru untuk menimbun vaksin.

"Sekali lagi, pendekatan 'saya yang pertama' dapat menyebabkan konsekuensi yang merusak di kemudian hari," ujar Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa.

"Saya memohon kepada pemerintah untuk mengatasi cacar monyet tanpa mengulangi kesalahan pandemi, dan menjaga kesetaraan sebagai inti dari semua yang kita lakukan," tuturnya menambahkan, dikutip dari Reuters, Jumat, 17 Juni 2022.***

Editor: Andi Uni

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler