Ikhbar ini berbeda dengan keputusan Arab Saudi yang menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 H lebih cepat sehari, yakni pada 30 Juni 2022 M. Keputusan tersebut juga berkonsekuensi pada perbedaan hari Arafah dan Idul Adha dilansir Chanelsulsel dari nu.or.id
Perbedaan tersebut karena ketidaksamaan mathla' atau letak geografis antara Indonesia dan Arab Saudi. Jarak yang cukup jauh ini, sekitar 8 ribu kilometer, membuat ketinggian hilal juga berbeda.
Semakin ke barat, hilal akan tampak lebih tinggi dibanding dengan wilayah yang lebih timur. Letak Indonesia yang lebih timur dari Arab Saudi membuat ketinggian hilalnya lebih rendah. Karenanya, potensi perbedaan penetapan awal bulan, termasuk Dzulhijjah ini cukup tinggi.
Baca Juga: Resep Coto Makassar Yang Patut di Coba Saat Hari Raya Idul Adha
"Ini meniscayakan adanya perbedaan dalam memulai hari," ujar Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa kepada NU Online pada Kamis 30 juni 2022
Di lain sisi, lanjut Kiai Sirril, ketampakan posisi bulan/hilal yang menandai masuknya awal bulan bisa berbeda. Untuk kasus awal Dzulhijjah tahun ini, di Arab Saudi posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya sudah memungkinkan untuk dapat dirukyah.***