Banyak yang Belum Tahu, Ini Sejarah hingga Tips Memilih Celana Jeans

3 Oktober 2022, 15:56 WIB
Fakta unik dan menarik seputar celana jeans.(Pixabay/LidiaST) /

CHANELSULSEL.COM - Celana jeans menjadi salah satu pakaian yang sangat familiar saat ini.

Bahkan, celana jeans banyak dipakai oleh semua generasi, baik orang tua hingga remaja.

Celana jeans pun sudah ada sejak abad 18. Celana jeans ditemukan pertama kali di Prancis.

Baca Juga: Operasi Zebra Di Seluruh Indonesia Resmi Dimulai Hari Ini 3 Oktober

Celana jeans ditemukan penjahit bernama Levi Strauss. Karena itu, celana jeans dikenal dengan merek levis.

Celana jeans dengan kain denim dibuat dari kapas dengan nomor benang rendah.

Artinya berat kapasnya lebih tinggi dibandingkan kain untuk kemeja atau kaos sehingga terasa lebih berat ketika dikenakan.

Baca Juga: Jadwal Sholat Makassar dan Sekitarnya Senin, 3 Oktober 2022, Lengkap Ketika Turun Hujan

Dulu celana jeans dibuat untuk pekerja tambang untuk melindungi gesekan dengan apa yang ada di sekitar tambang.

Namun dalam perkembangannya, jeans berubah menjadi salah satu ikon di dunia mode.

Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII, Ahmad Satria Budiman mengingatkan untuk menggunakan celana jeans sebijaksana mungkin.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan Senin, 3 Oktober 2022, Sepanjang Hari Hujan Ringan Diprediksi di Watampone

“Contohnya tidak sering dicuci dan tidak dibuang begitu saja,” ujarnya beberapa waktu lalu dilansir dari laman textiles.uii.ac.id.

Berikut fakta unik dan menarik seputar celana jeans yang jaeang diketahui: 

Celana Jeans Melar

Baca Juga: Mantan Karyawan Bongkar Reaksi Orangtua Lesti Saat Dengar Anaknya Jadi Korban KDRT Rizky Billar

Budi menjelaskan celana jeans yang melar biasanya karena dalam pembuatannya terdapat campuran serat sintetis.

Dia mengatakan serat tekstil terdiri dari serat alam dan serat sintetis. Kapas adalah serat alam, sedangkan serat sintetis contohnya polyester dan nylon.

Di celana jeans ada serat spandex atau nama ilmiahnya polyurethane. Serat sintetis dibuat dari turunan minyak bumi. Spandex yang dicampur kapas membuat jeans lebih elastis sehingga bisa melar.

Baca Juga: Laga Arsenal vs Tottenham Berakhir 3-1, Drama Kartu Merah Diterima Emerson Royal

Celana jeans identik dengan warna biru
Ada zat warna alam dan zat warna sintetis.

Daun indigofera merupakan warna alam yang ketika diekstraksi akan menghasilkan warna biru indigo atau biru jeans.

Namun zat warna alam prosesnya lama dengan tingkat kecerahan tidak seragam.

Baca Juga: Sejarah Hari Batik 2 Oktober, dan Hari Penting Lainnya di Bulan Ini

Artinya antara yang cukup matang dan masih mentah tingkat kecerahan warnanya beda.

Karena itu digunakan pewarna sintetis, seperti naftol yang mirip indigo. Proses warna sintetis cepat dengan kecerahan lebih mudah diatur.

Tapi di sisi lain berasal dari turunan minyak bumi yang tidak terbarukan.

Baca Juga: Koordinator Bonek Mania Ungkap Kesepakatan dengan Arema Mania

Celana Jeans Gampang Luntur

Tampilan celana jeans yang seperti luntur bukan karena sering dicuci, tapi karena penyempurnaan khusus (finishing) yang sengaja dibuat agar produk tekstil terlihat lebih estetik.

Salah satunya pada celana jeans ada finishing yang membuat tampilan lebih pudar menggunakan teknik penyemprotan yang cenderung zat asam.

Masalah yang muncul ketika sudah menjadi limbah dan tidak diolah dengan baik, justru bisa mencemari lingkungan.

Baca Juga: Imbas Ricuh di Stadion Kanjuruhan, Arema FC Dapat Sanksi dari Komdis PSSI

Proses pembuatan celana jeans butuh waktu 
Proses pembuatan celana jeans dimulai dari serat kapas.

Semua produk tekstil sandang atau pakaian kebanyakan dibuat atau berasal dari serat kapas.

Serat kapas diambil, dipanen kemudian dipintal menjadi benang yang saat pemintalan dicampur spandex.

Baca Juga: Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Resmi Ditunda, Begini Keterangan PSSI

Benang kapas dan campuran spandex itu kemusian ditenun menjadi kain denim.

Setelah itu masuk ke proses garmen dimana kain denim dibuat pola, dipotong, dan dirangkai atau dijahit menjadi celana jeans.

Ditambahkan juga pernak-pernik seperti resleting, kancing di bagian saku dan paku keling yang berupa bulatan besar di bagian kancing yang merupakan ciri khas celana jeans.

Baca Juga: Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Resmi Ditunda, Begini Keterangan PSSI

Lama Pembuatan Celana Jeans

Untuk skala industri, pembuatan celana jeans tidak butuh waktu terlalu lama. Teknologi dengan sistem otomatisasinya membuat produksi berjalan cepat dan efisien.

Namun yang perlu menjadi perhatian, satu celana jeans menghasilkan atau membutuhkan sekitar 33 kg emisi karbon, setara dengan mengemudi kendaraan sejauh 100 km-110 km.

Emisi karbon dimulai dari menumbuhkan kapas yang membutuhkan air dan pupuk, lalu bahan bakar atau energi yang digunakan pemintalan dan pertenunan dan air panas untuk mewarnai dan mencuci.

Baca Juga: Imbas Dari Insiden di Stadion Kanjuruhan Malang, Laga Persib Bandung Vs Persija Jakarta Resmi Ditunda

Tips Pemakaian Celana Jeans

Biasanya orang sekali memakai pakaian langsung dicuci, tujuannya supaya bersih. Namun untuk celana jeans tidak perlu sering dicuci. Mencuci kain denim membutuhkan air berlebih.

Selain itu di celana jeans terdapat spandex yang merupakan serat sintetis atau serat plastik.

Kalau sering dicuci, plastik itu akan terurai atau bisa terdegradasi menjadi mikroplastik yang ukurannya sangat kecil dan lepas ke lingkungan.

Celana jeans bisa sepuluh kali pakai baru dicuci. Bahkan misalnya cuaca tidak hujan atau panas terik, celana jeans cukup dijemur untuk lebih menghemat air dan menjaga lingkungan dengan mengurangi mikroplastik.

Mengatasi Bau Celana Jeans

Celana jeans bisa digantung di luar ruangan, atau diangin-anginkan. Penjemuran di bawah sinar matahari bisa mengurangi bau yang tidak sedap.

Daur ulang celana jeans

Kalau sudah benar-benar tidak layak lagi, celana jeans bisa didaur ulang dengan mengguntingnya menjadi lap, keset atau produk rumah tangga.

Kalau ada industri kain perca, celana jeans bisa diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti tas, kotak pensil atau produk kreatif lainnya.***

Editor: M Asrul

Sumber: Ternate Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler