BRIN Lakukan Intervensi PMT Kaya Daun Kelor, Guna Atasi Anemia

- 8 Maret 2024, 19:21 WIB
BRIN Lakukan Intervensi PMT Kaya Daun Kelor, Guna Atasi Anemia dan Pada Balita Status Stunting
BRIN Lakukan Intervensi PMT Kaya Daun Kelor, Guna Atasi Anemia dan Pada Balita Status Stunting /

CHANELSULSEL.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)l melalui Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) melakukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diperkaya daun kelor

BRIN lakukan PMT dberikan kepada balita berstatus stunting di Kalurahan Kelor dan Wiladeg, Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul pada Selasa 5 Maret

Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian formula pangan lokal diperkaya daun kelor terhadap status anemia dan status gizi anak balita stunting di daerah tersebut.

Baca Juga: Prof Hardiansyah:Kandungan Daun Kelor,Sangat Baik untuk Pasien Hipertensi

“Kami perlu menganalisis pengaruh formula makanan tambahan yang sudah kami buat terhadap peningkatkan gizi dan Hb pada balita stunting dan anemia,“ ujar Dini Ariani, periset PRTPP. 

Ia menjelaskan intervensi ini merupakan rangkaian kegiatan dari tahun sebelumnya yaitu riset tentang formulasi produk berbahan pangan lokal diperkaya daun kelor yang mengandung protein hewani dilengkapi protein nabati dan daun kelor.

“Setelah formula itu jadi, kemudian kita berikan pelatihan kepada Ibu-ibu PKK, Kader Posyandu, UKM di Kalurahan Kelor cara pembuatan formula produk tersebut dan pemberiannya kepada anak sesuai kandungan gizinya,“ ungkap Dini.  

Dari pelatihan tersebut terbentuk empat kelompok kader yang akan membuat produk PMT diperkaya daun kelor, kemudian diberikan kepada 37 anak balita stunting di Kapanewon Karangmojo khususnya Kalurahan Kelor dan Wiladeg.

Baca Juga: Guna Tekan Angka Stunting, Dinkes Sinjai Lakukan Intervensi

Terkait dengan standar formulasi makanan tambahan, Dini menegaskan formulasi makanan tambahan yang ia hasilkan sudah sesuai dengan standar makanan lokal untuk balita dan ibu hamil yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2023.

“Sesuai dengan ketentuan tersebut, kandungan gizi yang terdapat dalam makanan tambahan yang kami buat adalah sebesar 6-10 % protein,” jelasnya. 

Dini pun mengklaim formula makanan tambahan yang ia hasilkan dengan tim berasal dari bahan-bahan sederhana, mudah didapat, dan harganya terjangkau sehingga mudah diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga.

Beberapa produk makanan tersebut antara lain sosis ayam kelor, sempol ayam tempe kelor, bolu tempe oreo kelor, dimsum ikan kelor, nugget ayam tempe kelor, bakso ikan, dan ayam kelor.  

Baca Juga: Peduli Stunting, MUI Sulsel Serahkan 50 Paket Bantuan Di Bone

Ia juga menjelaskan bahwa pemberian makan tambahan pada balita stunting ini sudah melewati proses klirens etik dan sudah disetujui oleh Komisi Etik BRIN.

“Supaya tidak mendapatkan permasalahan di kemudian hari, maka riset ini telah melewati proses klirens etik sebelum kami uji cobakan kepada balita,” papar Dini.   

Pemberian makanan tambahan tersebut dilakukan terhadap balita berstatus stunting dengan kriteria umur 13-56 bulan selama kurun waktu 12 minggu.

“Hari ini kita lakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, serta kadar Hb setelah itu kita berikan formula PMT diperkaya daun kelor dua kali seminggu selama 12 bulan ke depan,” terangnya.

Terkait dengan kolaborasi riset, Dini menjelaskan riset dalam rangka membantu menurunkan status balita stunting di Gunungkidul khususnya di Kapanewon Karangmojo

Ini merupakan kolaborasi antara periset di Kelompok Riset Rekayasa Teknologi Protein Alternatif di PRTPP BRIN, Pusat Riset Kesejahteraan Sosial Desa dan Konektivitas (PR KSDK) BRIN, IDI Cabang Gunungkidul dengan PT Bank Daerah Gunungkidul.***

 

 

Editor: Imran Said

Sumber: brin.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah