BMKG : Musim Kemarau 2023, Lebih Kering Dibanding Biasanya

- 12 Maret 2023, 06:09 WIB
Ilustrasi kemarau,BMKG : Musim Kemarau 2023, Lebih Kering Dibanding Biasanya
Ilustrasi kemarau,BMKG : Musim Kemarau 2023, Lebih Kering Dibanding Biasanya /Pixabay/Fitschen /

CHANELSULSEL.COM- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) diprediksi musim kemarau tahun 2023 akan datang lebih awal dan lebih kering dibandingkan tahun- tahun sebelumnya

BMKG juga menyampaikan musim kemarau datang lebih awal serta El-Nino berpeluang 50-60%, dirilis beberapa hari yang lalu

Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulsel Minggu, 12 Maret 2023, Hujan DIprediksi Guyur Pare- Pare, Siang Hingga Dini Hari

DIlansir chanelsulsel.com, dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG)

"289 ZOM atau sejumlah 41% wilayah memasuki musim kemarau MAJU atau lebih awal dari Normalnya. 200 ZOM atau 29 % wilayah memasuki musim kemarau SAMA dengan Normalnya.

Dan, 95 ZOM atau 14 wilayah memasuki musim kemarau MUNDUR atau lebih lambat dari Normalnya," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Dwikorita menjelaskan, wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal pada bulan April mendatang meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulteng Minggu,12 Maret 2023, Diprediksi Potensi Hujan Petir Guyur Palu dan Sigi Biromaru

Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

Sementara itu, tambah dia, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa,

Serta sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.

"Awal Musim Kemarau 2023 umumnya diprediksi pada bulan April 2023 (119 ZOM, 17%), Mei 2023 (156 ZOM, 22%), Juni 2023 (155 ZOM,22%).

Baca Juga: K13 Menjadi Kurikulum Merdeka Banyak Berganti, PTS Menjadi SAS, Berikut Istilah istilah Baru

Adapun sifat hujan, pada periode Musim Kemarau 2023 diprakirakan, BAWAH NORMAL 327 ZOM (47%), NORMAL 327 ZOM (47%), dan ATAS NORMAL sebanyak 45 ZOM (6,4%)," paparnya.

Sementara itu, terkait prakiraan dinamika atmosfer-laut Dwikorita menyebutkan bahwa hingga akhir Februari 2023 kondisi ENSO berada pada fase La Nina lemah.

Adapun La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023.

Sedangkan, pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60% bahwa kondisi Netral akan beralih menuju Fase El Nino.Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023

Baca Juga: 13 Tempat Makan Es Teler Enak Paling Favorit di Makassar, Cita Rasa Bikin Ketagihan

Maka dari itu, lanjut Dwikorita, menyikapi situasi tersebut BMKG menghimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim Kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.

Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," imbuhnya.

Baca Juga: Kuliner Es Poteng Khas Makassar, Bikin Ngiler di Siang Hari, Wajib Coba

Pemerintah Daerah dan masyarakat, tambah dia, dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir Musim Hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan. ***

Editor: Imran Said

Sumber: bmkg.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x