Sepak Terjang Mikhail Gorbachev, Presiden Terakhir Uni Soviet Yang Diakui Dunia

- 31 Agustus 2022, 16:03 WIB
Presiden terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev meninggal dunia.
Presiden terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev meninggal dunia. /Reuters/Tatyana Makeyeva/

CHANELSULSEL.COM - Presiden terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev dikabarkan tutup usia pada Selasa 30 Agustus 2022.

Mikhail Gorbachev merupakan salah satu sosok pemimpin yang menarik perhatian dunia.

Bahkan, sepak terjang Mikhail Gorbachev pun mendapat pengakuan secara global kala memimpin Uni Soviet.

Baca Juga: Gelar Tukar Motor Gratis, Even Yamaha DDS dan Grab Indonesia Diserbu Ojol

Ketika masih memimpin negara adi kuasa tersebut pada 1980-an, Mikhail Gorbachev berupaya melakukan restrukturisasi negara.

Upaya merestrukturisasi Uni Soviet dilakukannya dengan menerapkan kebijakan glasnost dan perestroika.

Sayangnya, upaya Mikhail Gorbachev menyebabkan perpecahan Uni Soviet. Dan akhirnya Uni Soviet pun bubar pada 26 Desember 1991 setelah gagalnya percobaan kudeta.

Baca Juga: Cemburu Pacarnya Direbut, Tim Jatanras Tangkap Pelaku Pembusur

Meski mendapat pujian dari pihak Barat, Mikhail Gorbachev adalah sosok tragis yang gagal dalam misi bersejarah yang ditetapkan untuk negaranya sendiri.

Penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 1990 menandai puncak pengakuan dunia atas peran yang dimainkan Mikhail Gorbachev.

Mikhail Gorbachev di masa itu berhasil mengakhiri Perang Dingin yang terjadi tanpa adanya pertumpahan darah.

Baca Juga: Drawing AFF 2022. Timnas Indonesia Satu Group dengan Juara Bertahan Thailand

Namun namanya tak seindah di luar sana, di Uni Soviet yang sekarang disebut Rusia, Mikhail Gorbachev terkuras dan kalah, ia pun dipaksa mundur.

Mikhail Gorbachev direduksi menjadi pemimpin negara yang tidak ada saat Uni Republik Sosialis Soviet runtuh menjadi 15 negara bagian yang terpisah.

Selain itu, sepak terjang Mikhail Gorbachev juga dikenal dengan upaya merevitalisasi sistem Komunis yang hampir mati.

Baca Juga: Ahmad Sahroni Apresiasi Kinerja Polri, 'Saya Kira Sudah Transparan'

Ia kemudian membentuk serikat baru berdasarkan kemitraan yang lebih setara antara 15 republik, di mana dua yang paling kuat adalah Rusia dan Ukraina.

Sayangnya, Komunisme maupun Persatuan runtuh dalam waktu enam tahun. Dengan melihat ke belakang, beberapa kesalahannya jelas terlihat.

Dia mencoba reformasi politik dan ekonomi secara bersamaan dan pada skala yang terlalu ambisius, melepaskan kekuatan yang tidak bisa dia kendalikan.

Baca Juga: Jadwal Sholat Fardhu Makassar dan Sekitarnya Rabu, 31 Agustus 2022

Itu adalah pelajaran yang tidak hilang dari para pemimpin China, yang menganut ekonomi pasar tetapi memberi tahu tentang pembunuhan pengunjuk rasa tahun 1989 di Lapangan Tiananmen.

Hal itu terlihat jelas bahwa mereka akan bertindak kejam untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan Partai Komunis.***

Editor: M Asrul

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x