Mengenal Suku Bugis Hingga Gelar Bangsawan, Nomor Tiga Cukup Familiar, Ciptaan Belanda?

- 3 Oktober 2022, 22:44 WIB
Suku Bugis Trending Topik di Twitter, Ada Apa? Ternyata Ini Penyebabnya
Suku Bugis Trending Topik di Twitter, Ada Apa? Ternyata Ini Penyebabnya /Twitter
 
CHANELSULSEL.COM- Suku Bugis merupakan salah satu kerajaan Islam yang dahulu mendiami wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sekitarnya
 
Tidak hanya suku atau Kerajaan Bugis, pada masa itu, sebagian besar kerajaan Sulawesi Selatan lainnya membagi gelar masyarakatnya berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
 
Pembagian gelar pada zaman kerajaan, terbagi menjadi empat macam, yaitu mengikuti pemerintahan, jabatan yang didudukinya, keturunan bangsawan, dan orang-orang yang berjasa kepada kerajaan.

 
 
Pembahasan kali ini akan menguraikan secara lengkap tentang gelar bangsawan yang terdapat di suku Bugis pada zaman kerajaan Islam terdahulu.
 
Adapun tujuan diberikan gelar kebangsawanan kepada orang-orang Bugis, yaitu untuk membedakan kasta bangsawan atau di atasnya dengan penduduk-penduduk biasa di Kerajaan Bugis.
 
Lalu, apa saja gelar bangsawan Bugis yang digunakan untuk membedakan kasta-kasta di Kerajaan Bugis?
 
 
 
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yang dirangkum dalam berbagai sumber.
 
Gelar Bangsawan Bugis
 
Dilansir dalam buku Sejarah Kebudayaan Sulawesi terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta (1995: 73), gelar bangsawan Bugis terdiri dari tiga macam, yaitu La, Daeng, dan Andi.
 
Ketiganya memiliki makna dan penggunaan yang berbeda.
 
 
 

1. Gelar Bangsawan La 

Masyarakat Bugis memiliki kebiasaan memanggil seorang laki-laki bangsawan dengan awalan La, misalnya La Getteeng (si tangguh).
 
Sementara itu, panggilan bagi perempuan bangsawan Bugis adalah i Besse
 
Gelar La memang menarik, karena panggilan ini dianggap sesuai dengan adat Pangngadereng.
 
Namun, dalam perkembangannya nama tersebut tidak dapat lagi digunakan, kecuali benar-benar berasal dari kalangan bangsawan.
 
 

2. Gelar Bangsawan Daeng 

Gelar bangsawan Bugis yang kedua adalah Daeng. Dalam perkembangannya, gelar Daeng dijadikan sebagai tambahan nama seseorang, seperti Daeng Parukka.
 
Berbeda dengan penggunaannya di daerah Makassar, gelar Daeang dipakai masyarakat Bugis, dengan cara menambahkannya di bagian depan nama orang tersebut.
 
Semenjak saat itu, gelar Daeng bukan hanya digunakan orang-orang bangsawan.
 
 
 
Pasca tahun 1930-an, bangsawan Bugis tidak lagi menggunakan Daeng sebagai gelar kebangsawanannya.
 
Digunakanlah gelar Andi, untuk menggantikan gelar bangsawan Daeng tersebut.
 
Dalam perkembangannya, Daeng memiliki beragam makna, mulai dari bermakna kakak atau menunjukkan kelas sosial tertentu.
 
Penggunaan nama Daeng di kelas tertentu, dapat menunjukkan profesi seseorang.
 
 
 
Dengan kata lain, Daeng mengalami pergeseran dari sebuah gelar menjadi sebuah profesi.
 
Hal tersebut terlihat dari penggunaan Daeng becak, sebagai sebutan untuk profesi penarik becak, ataupun Daeng sopir pete-pete yang berarti sopir angkutan umum.
 
Gelar Daeng juga dijumpai di daerah Mandar Sulawesi Barat, sebagai gelar Bangsawan atau Mara'dia
 
Konon gelar ini didapat ketika salah satu Mara'dia atau Raja Mandar Todilaling kembali dari Makassar setelah membantu Kerajaan Gowa melawan Penjajah  
 
 
 

3. Gelar Bangsawan Andi 

Andi memiliki arti Adinda atau Adek, Andi merupakan salah satu gelar bangsawan Bugis yang menandakan adanya keturunan bangsawan murni.
 
Gelar ini merupakan ciptaan Belanda untuk menandai kaum bangsawan yang terpelajar.
 
Gelar Andi diletakkan di depan nama orang-orang asli Kerajaan Bugis.
 
 
 
Gelar ini digunakan sejak tahun 1930-an oleh keluarga bangsawan dengan tujuan mengidentifikasi silsilah keluarga kerajaan.
 
Andi memiliki tingkatan gelar bangsawan Bugis tertinggi. Hal ini dapat ditunjukkan, apabila keturunan dari kedua orang tuanya bergelar Andi, maka secara otomatis anaknya juga memiliki gelar Andi.
 
Lain halnya apabila gelar Andi hanya ditemukan pada salah satu orang tuanya, maka anaknya yang berjenis kelamin laki-laki diberi gelar Baso, dan anaknya yang berjenis kelamin perempuan diberi gelar Besse.
 
 
 
Seiring berkembangnya waktu, makna gelar Andi mengalami pergeseran.
 
Andi bukan lagi menjadi gelar bangsawan Bugis, tetapi panggilan atau sapaan untuk orang-orang yang lebih muda.***
 

 

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x