CHANELSULSEL.COM- Masjid tua Tondon yang terletak di Dusun Tondon, Desa Tokkonan, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, memiliki jejak sejarah tersendiri
Pasalnya, Mesjid tua ini agak unik dan berbeda pembangunannya pada abad yang sama dengan sejumlah bangunan mesjid tua lainnya yang ada di Sulawesi Selatan
Disebutkan dari sejumlah sumber yang dihimpun, Rabu 3 April 2024, mengungkapkan bahwa Mesjid Tua Tondon itu dibangun tidak lama setelah masyarakat Enrekang memeluk agama Islam
Baca Juga: UPT Taman Budaya Benteng Somba Opu Gelar Workshop Seni Rupa
Yakni, diperkirakan sekitar abad ke-17 (sejak 1601 Masehi hingga 1700 Masehi). Sehingga, keberadaan mesjid ini dipercaya menjadi bukti sejarah penyebaran agama Islam di Wilayah Kabupaten Enrekang.
Dari akun Massenrempulu menuliskan, Mesjid Tua Tondon ini dalam pembangunannya pertama kali diinisiasi oleh Nene Semi' yang merupakan Imam pertama mesjid tersebut dan sebagai seorang tokoh masyarakat setempat
Bentuk Mesjid Tua Tondon ini berbeda dari mesjid pada umumnya, yaitu lebih menyerupai rumah panggung yang berbahan dasar kayu dengan atapnya terbuat dari rambut pohon aren (ijuk)
Baca Juga: Sejarah Masjid Raya Al Mashun Medan Sumatera Utara
Oleh masyarakat setempat, mesjid itu dikenal dengan sebutan 'Langgara' yang dipercaya berasal dari kata 'Sanggar"
"Pemilihan nama 'Langgara' dan bentuk mesjid itu didasari pada kekhawatiran masyarakat akan penjajahan Belanda yang dipercaya turut menjalankan misi penyebaran agama.
Sehingga, membuat penamaan dan bentuk mesjid sedikit disamarkan agar terhindar dari larangan penjajah Belanda untuk menjalankan syariat Islam, " tulis akun tersebut
Baca Juga: Sejarah Masjid Agung An Nur Pekanbaru
Mesjid Tua Tondon ini selain tempat sholat, juga berfungsi sebagai benteng pertahanan pada masa penjajahan Belanda di Enrekang
Bangunan Mesjid Tua Tondon itu berdiri diatas hamparan batu yang kokoh dan kuat dengan Panjang sekitar 300 meter dan Lebar sekitar 100 meter dengan ketinggian dari batu itu sekitar 10 meter dari permukaan tanah
Demikian juga difungsikan sebagai pusat kegiatan kebudayaan masyarakat setempat, seperti Maccera' Manurung, Maulud (Ma'damulu' Banua'), dan peringatan Isra Mi'raj (mi'cing malilli Sola Mi'cing mariwang)
Tradisi Maccera' Manurung misalnya, yang masih dipertahankan masyarakat Desa Tokkonan dilakoni secara turun-temurun setiap delapan tahun sekali
Menurut seorang warga Enrekang, Syarifuddin pada Chanelsulsel.com mengatakan, mesjid tersebut pernah direhab untuk diperbaiki kondisinya dan mengganti material-material tiang, dinding, dan atapnya yang sudah usur termakan zaman
Menurutnya, Mesjid tersebut hingga kini masih difungsikan kegunaannya pada waktu-waktu tertentu seperti pada kegiatan Idul Fitri dan Idul Adha. ***