CHANELSULSEL.COM - Ketika suatu hubungan pria dan wanita akan dibawa ke arah yang serius yakni pernikahan, maka pasti kita mengharapkan restu orangtua dan calon mertua.
Namun jika orangtua dan calon mertua tak kunjung memberikan restu hubunganmu dengan kekasih, maka akan menjadi pilihan berat melanjutkan hubungan tanpa restu atau melepaskan
Dalam Islam, pernikahan merupakan ibadah yang sakral, mulia dan suci.
Baca Juga: Waspada, Jika Alami Gegala Ini Pertanda Paru -paru dalam Bahaya, Berikut Penjelasannya
Untuk itu, menikah tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah terpanjang dan selayaknya dapat dijaga hingga maut memisahkan
Menikah tidak hanya menyatukan hati antara dua insan, pria dan wanita
Menikah adalah menyatukan dua rumpun keluarga besar, antara kedua belah pihak
Baca Juga: Revisi UU Sisdiknas, MPR : Penghapusan Istilah Madrasah Tidak Boleh Terjadi
Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Pingkan Cynthia Belinda Rumondor membagikan tips untuk meyakinkan orang tua dan calon mertua agar merestui hubungan bersama calon pasangan ke jenjang pernikahan.
Menurut Pingkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghormati orang tua dan calon mertua dengan menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh mereka.
"Saat kita punya pendapat, 'pak, bu, ini loh pilihanku', kita perlu menyampaikan.
Baca Juga: Ternyata 8 Agustus Diperingati Sebagai Hari Kucing Sedunia, Simak Sejarahnya
Tips yang pertama, perlu menghormati, artinya respect. Misalnya, calon mertua tipikal yang mesti sopan, menjunjung tata krama, ya kita ikuti, kita sesuaikan," tutur Pingkan dalam sebuah acara temu media di Jakarta, Selasa. Dilansir chanelsulsel.com, dikutip dari ANTARA
Meski demikian, dia melanjutkan, Anda juga harus menghargai pendapat diri sendiri.
Jika tidak setuju dengan apa yang disampaikan orang tua atau calon mertua, maka jangan ragu untuk mengutarakan pendapat sendiri dengan cara yang baik.
Baca Juga: Makan Mie Instan, Keseringan : Diantaranya Timbulkan Kanker
Tips selanjutnya, ujar Pingkan, pastikan bahwa Anda dan pasangan sudah punya satu tujuan yang sama tentang arah hubungan yang akan dijalani selanjutnya.
"Samain dulu sama pasangan. Satu visi, tau nanti rumah tangganya mau seperti apa. Ketika sudah satu, baru ceritakan ke orang tua sehingga mereka juga bisa menghargai pilihan kalian," ujar Pingkan.
Pingkan mengatakan, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Baca Juga: iPhone 14 Series, Tampilan Semakin Mewah dan Memukau, Rilis September, Cek Spesifikasi dan Harga
Untuk itu, saat anaknya akan menikah, orang tua biasanya sangat memperhatikan bibit (garis keturunan), bebet (status sosial ekonomi), dan bobot (kepribadian dan pendidikan) dari calon menantunya.
Jika orang tua atau calon mertua tidak merestui hubungan karena adanya perbedaan dari tiga hal tersebut, menurut Pingkan, Anda perlu mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu.
"Kita dengarkan kekhawatirannya apa. Kita bisa bertanya, apa yang ditakutkan, apa yang dibayangkan jika menikah dengan dia.
Mungkin karena ekonomi, adaptasi, dan lain sebagainya," tutur Pingkan.
Setelah itu, lanjut Pingkan, Anda dan pasangan harus bisa membuktikan bahwa kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi.
Jika orang tua khawatir tentang ekonomi misalnya, tunjukkan bahwa Anda dan pasangan memiliki tabungan yang cukup untuk membangun rumah tangga.
"Atau takut enggak bisa beradaptasi dengan budaya, jadi enggak bisa melakukan upacara budaya yang biasa dilakukan, misalnya, 'oh kami sudah mengobrol kok tentang itu, kami enggak keberatan dengan acara budaya itu selama ada budgetnya'," imbuh Pingkan.
"Jadi, dengarkan dulu dan coba tunjukkan bahwa kekhawatiran itu tidak terjadi, bahwa faktanya berbeda," pungkasnya.***