Bukan ‘Kaleng-kaleng’, Demokrasi di Tahun Politik Bagaikan Lagu Lama yang Diimprovisasi

2 Juni 2023, 08:48 WIB
Saldy Irawan mahasiswa Unhas /Aldy/Handover

OPINI

Oleh Saldy Irawan 

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unhas

 

 

CHANELSULSEL.COM - Pesta demokrasi sudah memasuki tahapan. Penyelengara, baik pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tingkat desa/kelurahan hingga provinsi mulai sibuk melakukan verifikasi data, hingga pengawasan kepada partai politik.

Seperti Pemilu tahun sebelumnya, tak sedikit orang yang terlibat dalam tahapan demi menyukseskan pesta demokrasi ini, khususnya di Pemilu 2024 nanti.

Momentumnya tidak sekadar siapa yang memilih siapa, namun apa kontribusi para calon legislatif bagi partai dan bangsa kelak mereka terpilih sebagai wakil rakyat di kursi kehormatan DPRD-DPR RI

Kader partai politik yang dipersiapkan pun bukan ‘kaleng-kaleng’.

Hal tersebut terlihat dari seleksi yang digelar oleh partai politik, mulai dari tes kehatan jasmani rohani, tes narkoba, dan fit and proper tes (Uji Kelayakan).

Bahkan mereka juga tercatat sebagai warga yang tidak pernah dipidana atas tindakan criminal yang dibuktikan dengan SKCK dari Polisi dan Seurat keterangan dari Pengadilan Negeri.

Yaa, bisa dikatakan mereka orang yang luar biasa. selain tangguh mereka yang maccaleg tentu orang-orang memiliki modal yang besar dengan tujuan membiayai para konstituennya (timses) agar meraih kemenangan.

Perang visi dan misi pun tak terelakkan dalam masa kampanye yang dibalut dalam agenda silaturahmi caleg dan para loyalis nya. Tentu ini bukanlah sesuatu yang baru dari warna yang mereka bawa. Ini juga bagaikan lagu yang diimprovisasi ulang, semua mengatasnamakan rakyat.

Hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan karena pada hakikatnya politik itu adalah perkara manusia. 

Menurut Plato, dikutip (Perpustakaan STFT Widya Sasana), politik sebagai tata hidup bersama memiliki tujuan untuk kebaikan umum, kebaikan bersama, atau istilah lain bonum commune. 

Bagi Plato, kebaikan umum atau kebaikan bersama akan tercipta jika dalam tata hidup bersama muncul keadilan.

Keadilan menjadi pondasi utama untuk menciptakan bangunan tata hidup bersama yang baik. 

Keadilan, menurut Plato tidak serta merta dimiliki oleh manusia.

Keadilan harus diupayakan melalui sebuah pendidikan.

Pendidikan memiliki peran yang besar untuk mengarahkan manusia melahirkan keadilan untuk dirinya, untuk negaranya. 

Jalan pikiran Plato demikian: manusia dari kodratnya memiliki tiga bagian jiwa, yaitu rasio, semangat dan hasrat.

Melalui pendidikan, manusia diarahkan untuk mencapai pengetahuan yang benar supaya rasio, semangat, dan hasrat mampu bekerja dengan baik, bekerja untuk meraih keutamaannya masing-masing.

Jika keutamaan itu mampu diraihnya, maka keadilan serta merta akan lahir. 

Selamat berdemokrasi di tahun politik kawan!

 

 

 

Editor: M Asrul

Tags

Terkini

Terpopuler