Rektor Unhas Kukuhkan Tiga Professor Baru Fakultas Kesehatan Masyarakat

- 25 Januari 2024, 20:09 WIB
Rektor Unhas Kukuhkan Tiga Professor Baru Fakultas Kesehatan Masyarakat
Rektor Unhas Kukuhkan Tiga Professor Baru Fakultas Kesehatan Masyarakat /UNHAS/

Prof. Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med. Ed

Prof. Aminuddin Syam menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Ilmu Gizi, Kunci Kehidupan, Kesehatan dan Kesejahteraan Manusia”. Dalam pengantarnya, Prof Aminuddin menjelaskan makanan bergizi tidak selalu bersumber dari bahan pangan yang mahal. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat gizi seimbang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Tantangan ke depan terkait bahan pangan fungsional adalah keterhubungan berbagai aspek terutama inovasi teknologi diantaranya penemuan cara baru untuk menghasilkan dan mengolah bahan pangan secara efisien sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan kandungan gizi dan zat aktifnya.

Untuk masa depan ilmu gizi, terdapat dua arus yang hadir secara bersamaan yakni tiga jenis tantangan dan tiga jenis perkembangan diantaranya ketidakseimbangan gizi diantara kelompok populasi dunia sehingga menimbulkan malnutrisi, baik kekurangan gizi dan kelaparan maupun kelebihan gizi hingga pengaruh perubahan iklim akan berimplikasi pada ketersedian dan akses bahan pangan.

“Sementara disisi lain semakin berkembang aspek, pertama Nutrigenomics, yakni semakin terbukanya personalisasi rekomendasi gizi berdasarkan factor genetic, kedua Teknologi Pangan inovatif, yang semakin membuka peluang peningkatan ketersediaan makanan sehat yang bergizi termasuk makanan fungsional dan makanan yang dikustomisasi dan ketiga Intervensi gizi digital, yakni kehadiran aplikasi dan platform digital untuk memonitor status gizi,” jelas Prof Aminuddin.

Dengan sejarah panjang dan perkembangan Ilmu Gizi yang terus berlanjut, maka diyakini bahwa ilmu gizi menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia. Agama Islam mewajibkan untuk mengonsumsi makanan yang baik dan sehat; halalan thayyiban.

Prof. Dr. Masni, Apt., MSPH

Dalam kesempatan tersebut, Prof Masni menyampaikan pidato pengukuhannya tentang “Model Prediksi Kejadian Unmet Need Kontrasepsi”. Prof Masni mengatakan laju pertumbuhan penduduk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 meningkat sebesar 1,49% per tahun. Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus mengalami peningkatan dari 269,6 juta pada 2020, menjadi 294,1 juta di tahun 2030 dan diperkirakan akan mencapai 318,9 juta pada 2045 mendatang.

Pemerintah telah melakukan berbagai langkah serius untuk menanggulangi peningkatan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, salah satunya yaitu melalui kebijakan Program Keluarga Berencana (KB). Keberhasilan program KB juga dapat dilihat dari indikator angka unmet need. Unmet need sebagai salah satu indikator keberhasilan pengelolaan program KB, merupakan fenomena yang banyak terjadi terutama di negara-negara yang sedang berkembang.

“Secara umum dampak dari unmet need adalah dapat terjadi ledakan populasi, tingginya angka kematian ibu dan kehamilan yang tak diinginkan, yang akan berakibat pada peningkatan kejadian aborsi, peningkatan komplikasi persalinan dan nifas. Masalah lain yang muncul adalah kemiskinan dan kelaparan jika terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tanpa adanya peningkatan produksi makanan dan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai,” jelas Prof Masni

Halaman:

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Sumber: Unhas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah