Kesederhanaan dan Pengorbanan Mr Assaat, Presiden Ke 2 Indonesia yang Hampir Terlupakan

- 26 Mei 2023, 07:28 WIB
Foto Mr Assaat - Kesederhanaan dan Pengorbanan Mr Assaat, Presiden Ke 2 Indonesia yang Hampir Terlupakan
Foto Mr Assaat - Kesederhanaan dan Pengorbanan Mr Assaat, Presiden Ke 2 Indonesia yang Hampir Terlupakan /

CHANELSULSEL.COM- Sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), negara ini berbentuk RIS atau Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949. RIS dipimpin oleh Presiden dan perdana menteri.

Saat itu, Soekarno yang menjadi presiden RIS, dan Mochammad Hatta sebagai Perdana Menteri RIS. 

Catatan tentang Mr. Assaat ini sangat sedikit dalam buku sejarah saat ini. Padahal, Ia turut mendampingi Soekarno memperjuangkan kemerdekaan RI.

Baca Juga: Kemendagri Fasilitasi Implementasi Kebijakan Sanitasi di Tingkat Daerah

Biografi Mr. Assaat

Seabad lalu, Mr. Assaat dilahirkan di Agam Dalam, Sumatera Barat. Tepatnya pada tanggal 18 September 1904. Ia memiliki gelar Datuk Mudo.

Ia memimpin negara Indonesia berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara bagian RIS.  Mr Assaat merupakan presiden yang memimpin Negara Indonesia dibawah serikat atau RIS.

Kala itu, pemerintahan Negara Indonesia berpusat di Yogyakarta. Tak berlangsung lama, RIS kemudian bubar pada tahun 1950.

Baca Juga: Proses Seleksi UTBK SNBT UNM 2023 Selesai, Rektor : Semua Berjalan Lancar Tanpa Kendala

Sehingga, Mr. Assaat hanya menjabat sekiranya setengah setahun lebih, atau 9 bulan.

Mr. Assaat turut aktif dalam organisasi kepemudaan, dan sempat bersekolah di Rechts Hoge School (RHS) milik Belanda. Mengetahui bahwa Mr. Assaat aktif dalam pergerakan, maka pihak Belanda berinisiatif untuk mempersulit studinya.

Dalam sejarah, Mr. Assaat tercatat sebagai siswa yang berulang kali tidak lulus dalam ujian akhir kelulusan RHS.

Fakta tersebut tak lain akibat dari campur tangan Belanda.

Baca Juga: Aikonten, Platform Karya Indonesia yang Wajib Dikunjungi

Menyadari bahwa ia sedang dipermainkan, Ia lalu memutuskan pindah studi ke Universitas Leiden di Belanda dan mengambil konsentrasi studi bidang hukum.

Karir Mr. Assaat dalam pemerintahan dan organisasi pergerakan cukup cemerlang.

Hebat dalam bidang politik, dan pernah menjabat sebagai presiden, serta Perdana Menteri Dalam Negeri Indonesia.

Ia meninggal dunia pada tanggal 16 Juni 1976 saat berusia 72 tahun.

Baca Juga: Profil Fatmawati Istri Soekarno, Penjahit Bendera Merah Putih Pertama yang Berdarah Bangsawan

Fakta Menarik Seputar Mr. Assaat

1. Menjadi Presiden Hanya Akting

Fakta yang jarang diketahui adalah Ia tidak suka dipanggil “yang Mulia”. Menurutnya, masa itu Ia hanya memainkan peran atau akting saja.

Mandat presiden Indonesia diterima dengan alasan bahwa Soekarno tidak bisa mengambil jabatan tersebut. Soekarno harus menjadi Presiden RIS.

Sebagai ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia (BP-KNIP) secara konstitusi memiliki peluang atas posisi tersebut.

2. Berkorban Material

Ada ungkapan bahwa Assaat adalah Banknya Soekarno. Bagaimana tidak, Assaat adalah patriot demokrasi yang banyak mengucurkan hartanya demi menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia (RI).

Baca Juga: Terpilih Jadi Ketua Forum Rektor LPTK Indonesia, Prof Husain Syam Ajak Rektor Saling Kolaborasi

3. Senang Berjalan Kaki dan Bersepeda

Jika pemimpin banyak yang digambarkan sebagai sosok yang bersepatu mengkilat dan menyukai hidup mewah, maka berbeda halnya dengan sosok presiden satu ini.

Meskipun memiliki jabatan tinggi dan harta yang cukup, Mr Assaat tidak malu untuk berjalan kaki dan mengendarai sepeda untuk bepergian.

4. Pernah Diasingkan

Cukup vokal dalam menyampaikan aspirasi dan perlawanan, membuat ia populer di kalangan masyarakat, bahkan hingga sampai di telinga penjajah.

Baca Juga: KTT G7 Hiroshima Bahas Masalah Militer Hingga Dunia Bebas Senjata Nuklir

Akibatnya, Mr. Assaat pernah mengalami pengasingan di Bangka. Ia tertangkap terlibat aktif dalam pergerakan melawan penjajah. Selama pengasingan, tubuhnya menjadi lemah dan sakit-sakitan.***

Editor: Imran Said

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x