Diabadikan Dalam Uang Pecahan Rp1.000, Simak Profil Kapitan Pattimura

5 Juli 2022, 21:32 WIB
Cek biografi Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura yang diklaim ustaz Adi Hidayat punya nama asli Ahmad Lussy yang viral di Twitter. /Twitter.com/@yaniarsim

CHANELSULSEL.COM - Sosok Kapitan Pattimura tengah menuai sorotan di media sosial Twitter.

Pahlawan nasional ini mencuri perhatian warganet karena ceramah dari Ustadz Adi Hidayat.

Dalam potongan ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menyebutkan nama asli Kapitan Pattimura, yakni Ahmad Lussy.

Baca Juga: Penjelasan Buya Yahya Tentang Berkurban atas Nama Orang Tua

Alhasil, sosok pahlawan nasional yang gambarnya diabadikan ada dalam uang pecahan Rp 1.000 yang pernah diterbitkan Bank Indonesia menjadi trending.

Sementara dalam berbagai literatur sejarah Indonesia, profil Kapitan Pattimura bernama asli Thomas Matulessy.

Ia lahir di Haria, Saparua, Maluku Tengah pada 8 Juni 1783 seperti dikutip dari pikiran-rakyat.com pada Selasa, 5 Juli 2022.

Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan dengan Kurangi Konsumsi Garam

Ayahnya bernama Frans Matulessy dan ibunya bernama Fransina Silahoi.

Thomas Matulessy dikenal karena memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan Belanda.

Sebelum itu, Thomas Matulessy sempat menjadi sersan militer Inggris.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Blak-blakan Ungkap Kisah Hidupnya, Pernah Susah?

Ia menentang keras penindasan yang dilakukan VOC karena praktik kolonialisme dalam bentuk monopoli perdagangan, pelayaran hongi, dan kerja paksa.

Saat itu rakyat Maluku dilanda penderitaan dan kemiskinan meskipun mereka memiliki komoditas cengkeh untuk pasar dunia.

VOC sempat hengkang dari Maluku kemudian digantikan oleh Inggris, namun pada 25 Maret 1987 Belanda kembali masuk ke daerah tersebut.

Baca Juga: Link Nonton Anime Overlord Season 4, Berikut Sinopsisnya

Rakyat Maluku menentang kedatangan kedua Belanda dan mengusung perlawanan Proklamasi Haria serta Keberatan Hatawano yang diprakarsai oleh Thomas Matulessy.

Kemudian rakyat Maluku mengadakan rapat umum di Baileu negeri Haria pada 7 Mei 1817 dan menyetujui Thomas Matulessy sebagai kapten besar.

Ia yang memimpin perjuangan melawan Belanda sehingga dikukuhkan dalam upacara adat sebagai Kapitan Besar.

Baca Juga: Putri Delina Akui Introvert, Sulit Terima Nathalie Holscher, Apa Penyebabnya?

Kapitan Pattimura memilih beberapa orang untuk membantunya dalam melancarkan perjuangan bersama Anthoni Rhebok, Philips Latimahina, Lucas Selano, Arong Lisapafy, Melchior Kesaulya, Sarassa Sanaki, Martha Christina Tiahahu, dan Paulus Tiahahu.

Kapitan Pattimura bersama pejuang lainnya melanjutkan perjuangan mereka.

Mereka berhasil menyudutkan para penjajah termasuk menjatuhkan benteng-benteng vital milik Belanda.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus ACT, Bareskrim Beberkan Lembaga Kemanusiaan ini Pernah Dipolisikan Tahun 2021

Belanda yang semakin terancam dengan pergerakan Kapitan Pattimura beserta pejuang lainnya tak tinggal diam dengan melakukan aksi pencarian besar-besaran terhadap para gerilyawan itu.

Hingga akhirnya tanggal 11 November 1817 Belanda berhasil menyergap Kapitan Pattimura.

Dia lantas dieksekusi di tiang gantung pada 16 Desember 1817 di kota Ambon.

Atas jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia.***

Editor: M Asrul

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler