5 Objek Wisata di Toraja Paling Terkenal, Wajib Dikunjungi Saat Liburan

15 Januari 2024, 19:18 WIB
Ilustrasi wisatawan menggunaka mobil listrik di kawasan wisata Toraja. /Foto : dok. Istimewa

CHANELSULSEL.COM- Toraja sangat identik dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Bukan hanya alamnya yang mempesona, namun budaya yang masih lestari sampai saat ini di Toraja yang menjadi magnet bagi para wisatawan

bukan hanya wisatawan dari dalam negeri, tapi dari luar negeri pun cukup banyak yang ingin melihat langsung pesona budayanya

Berikut ini, redaksi chanelsulsel akan merangkum beberapa tempat wisata di Toraja yang perlu anda kunjungi yang tak kalah dengan objek wisata yang ada di pulau bali dan Lombok

Baca Juga: Favorit Warga Lokal, Ini 9 Tempat Wisata Terbaru di Sulawesi Barat, Terbanyak di Kabupaten Polewali Mandar

1. Pallawa

Pertama, kamu dapat mengunjungi Pallawa. Pallawa adalah sebuah komplek perumahan adat masyarakat Tana Toraja atau disebut Tongkonan. Kompleks Tongkonan Pallawa ini berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Secara harfiah, kompleks ini berada pada kabupaten Toraja Utara. Letaknya sekitar 12 km ke arah utara dari Rantepao.

Arsitektur dari bangunan ini cukup khas. Bentuk atapnya yang melengkung menjadikannya terlihat seperti sebuah perahu. Lengkungan atap Tongkonan ini terdiri atas susunan bambu, namun saat ini sebagian Tongkonan menggunakan atap seng.

Baca Juga: Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata Paling Eksotis di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, Ada Puncak Lima Jari

2. Londa

Anda  mungkin tidak asing lagi dengan destinasi yang satu ini. Destinasi wisata ini bernama Londa. Londa merupakan bebatuan curam yang memiliki gua alam yang dijadikan makam. Di area dinding tebing sekitaran gua, Sobat SMP akan melihat banyak sekali patung kayu (tau-tau) di tebing batu yang dipahat serupa etalase tanpa kaca. 

Tau-tau ialah kayu yang dipahat dan dibentuk semirip mungkin dengan jenazah asli yang dikubur di Londa. Bahkan, tak sedikit tau-tau dibuat dengan detail yang ekstrem hingga terlihat garis kerutan wajah atau kulit leher yang kendur. Londa terletak di Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalangi yang berada sekitar 5 km ke arah selatan dari Rantepao. Londa mudah dicapai dengan kendaraan umum sekalipun.

3. Batutumonga

Di daerah Toraja, Sobat CS juga dapat mengunjungi destinasi purbakala di daerah lereng Gunung Sesean yang merupakan gunung tertinggi di Tana Toraja dengan ketinggian 1.300 mdpl.

Destinasi wisata ini bernama Batutumonga. Di sini terdapat sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu-batu menhir ini memiliki ketinggian sekitar 2 sampai 3 meter. Sekadar informasi, menhir adalah tugu batu warisan zaman megalitikum yang digunakan untuk memuja arwah leluhur.

4. Lemo

Selain Londa, tempat permakaman unik terdapat juga di Desa Pangden, sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja. Tempat ini dinamakan dengan Lemo. kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). 

Lemo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 dan awalnya menjadi makam kepala Suku Toraja Kuburan batu Lemo ini terletak di Desa Pangden, sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.

Di bukit ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 x 5 meter. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya cukup mahal.

5. Kuburan Bayi Kambira

Destinasi wisata budaya yang terakhir adalah kuburan bayi kambira. Kuburan ini terletak di desa Kambira, Makale. Keunikan yang terdapat sini, Sobat CS akan menjumpai permakaman bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi. Di sini, jenazah bayi yang masih dianggap suci dikuburkan di dalam sebuah lubang yang dibuat di pohon tarra. 

Pohon tarra dipilih sebagai tempat penguburan bayi, karena pohon ini memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Pohon tarra memiliki diameter sekitar 80-100 cm dan lubang yang dipakai untuk menguburkan bayi ditutup dengan ijuk dari pohon enau.

Upacara penguburan ini dilaksanakan secara sederhana dan bayi yang dikuburkan tidak dibungkus dengan kain, sehingga bayi seperti masih berada di rahim ibunya.***

Editor: Burhan Andi Baharuddin

Tags

Terkini

Terpopuler