Silaturahmi Pasca Lebaran Idul Fitri, Ketua MUI : Hindari Flexing

11 April 2024, 12:08 WIB
Ilustrasi silaturahim saat Idulfitri- .Silaturahmi Pasca Lebaran Idul Fitri, Ketua MUI : Hindari Flexing /Pexel/RDNE Stock Project/

CHANELSULSEL.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Niam Sholeh menghimbau ummat Islam untuk tidak Flexing saat Silaturahmi Idul Fitri

Dia meminta agar ketika silaturahmi tidak ada flexing (ajang pamer) maupun pertanyaan sensitif yang menyinggung. 

"Jangan sampai kemuliaan silaturahmi itu berdampak kepada flexing, pamer harta, termasuk menyinggung perasaan saudara kita dengan pertanyaan pada hal-hal yang bersifat pribadi dan sensitif," kata Prof Niam, Selasa 9 April 2024

Baca Juga: Tanpa Ketupat di Hari Lebaran Rasanya Kurang Lengkap , Kenapa Seakan Menjadi Wajib, Begini Sejarahnya

Hal ini terungkap saat kompresi Pers di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1445 H. 

Menurutnya, momen Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk membangun kebersamaan dan rasa cinta kasih. Pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung dan sensitif akan mengotori rasa kebersamaan itu.

Begitu pula flexing atau ajang pamer harta juga membuat cinta kasih yang seharusnya tumbuh ketika Idul Fitri justru berubah. 

Dalam cakupan yang lebih luas, perayaan Idul Fitri ini perlu dimaknai sebagai momen rekonsiliasi nasional pasca Pemilu 2024. 

Baca Juga: Patut Diketahui, Ada Hari hari Dilarang Berpuasa, Berikut Penjelasannya

"Jangan menyimpan dendam dan pembangunan itu menjadi komitmen bersama. Saatnya semua bersama-sama membangun bangsa, sesuai dengan kompetensinya," tuturnya.

Prof Niam menyebut, perayaan Idul Fitri yang dilaksanakan secara bersama ini merupakan ‘Amul Jamaah yakni tahun kebersamaan dan persaudaraan. 

"Membangun rekonsiliasi nasional untuk bersama-sama membangun bangsa. Saatnya mengedepankan kebersamaan dan titik temu serta menurunkan ego," tegasnya.

Guru Besar Ilmu Fikih UIN Jakarta ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengesampingkan segala perbedaan. Hal ini semata-mata untuk kepentingan persatuan nasional. 

Baca Juga: Jika Rayakan Idul Fitri, Rasulullah Lakukan Beberapa Amalan Berikut

"Persatuan dan persaudaraan adalah modal dasar kita untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," terangnya.***

Editor: Imran Said

Sumber: MUI Digital

Tags

Terkini

Terpopuler