Hal itu mengingat tantangan krisis dunia yakni pangan, ekonomi dan keuangan kedepannya yang sangat serius dan nyata dihadapi suatu negara khususnya Indonesia, dimana salah satu sektor yang mampu bertahan dan bahkan menyelamatkan perekonomian suatu negara adalah pertanian.
"Cara bertani yang kemarin sudah tidak cocok lagi untuk era saat ini. Oleh karena itu kita dorong pertanian dengan digital sistem, supaya petani kita dengan smartphone dapat dilatih untuk mengetahui kondisi kebutuhan konsumsi, masalah cuaca, artificial intelegent, dan lainnya untuk mengembangakan pertanian presisi. Berarti teknologi dan mekanisasi adalah bagian-bagian yang mengefektifkan gerakan kita," sebut Syahrul.
Baca Juga: Wadahi Start Up Pertanian Pemula, Polbangtan Kementan Luncurkan IBT
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi turut hadir secara daring sekaligus membuka kegiatan MAF edisi spesial Polbangtan Gowa.
Pada kesempatan tersebut Dedi memberikan arahan tentang tujuan pembangunan pertanian dan peran penting petani milenial.
“Sesungguhnya tujuan pembangunan pertanian yang sangat penting ada di pundak kalian, ada di pundak petani milenial. Petani milenial harus segera mengambil alih dalam pembangunan pertanian”. ujar Dedi
Mulai saat ini, para petani milenial harus betul-betul terjun bebas di samudra pembangunan pertanian, bahkan sebagai garda terdepan pembangunan pertanian di seluruh pelosok tanah air”.
Dedi juga menyebutkan bahwa ada 2 hal yang menjamin berkesinambungan pembangunan pertanian nasional.
“Kesinambungan pembangunan pertanian yang pertama itu regenerasi petani, dari petani kolonial menjadi petani milenial.