CHANELSULSEL.COM- Masa Dasar Bina Mental dan Fisik (MADABINTAL) adalah suatu tradisi yang wajib dilalui bagi para Taruna-taruni SMK pelayaran.
Hal ini dilakukan sebagai suatu pembentukan taruna agar menjadi taruna handal yang nantinya akan menjadi bekal pada saat memasuki dunia kerja
SMKN 7 Pinrang gelar upacara pembukaan Madabintal yang di koordinir langsung oleh instruktur NKN SMKN 7, Arsan Mubarak S psi.
Baca Juga: K13 Menjadi Kurikulum Merdeka Banyak Berganti, PTS Menjadi SAS, Berikut Istilah istilah Baru
Turut hadir Kepala UPT SMKN 7 Pinrang, Abdul Kadir S pd Mpd selaku inspektur upacara membuka secara resmi kegiatan tersebut, sekaligus pemasangan pita tanda peserta Madabintal khusus untuk NKN tingkat 1.
Dalam sambutannya Abdul Kadir menyemangati para peserta agar sungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan
”ikuti kegiatan ini dengan baik, tidak ada niat lain kecuali adalah membentuk jiwa kita sebagai pelaut ulung, karena yang kalian hadapi adalah alam, maka ikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh insya allah akan menjadi bekal dan berkah nantinya, karena pendidikan adalah seni untuk membuat manusia berkarakter” ucap kepala UPT sekaligus penerima penghargaan kepala sekolah SMK Inspiratif dari Pusat tersebut.
Baca Juga: LTMPT : Top 1000 Sekolah Terbaik Berdasarkan UTBK, Cek Sekolahmu, Berikut Linknya
Turut hadir dalam kegiatan ini wakasek kesiswaan pak Jabir S Pd, Ketua Komli NKN Ahmad Nur, A Md Pel, di sela-sela kegiatan sekaligus memberi semangat kepada taruna-taruni.
Ada momen yang paling unik dari upacara pembukaan Madabintal tersebut, dimana pemimpin upacara adalah Taruni NKN atas nama Neneng Abidin.
Neneng merupakan Taruni terbaik SMKN 7 Pinrang, dengan kemampuan kepemimpinan yang di miliki, Neneng Abidin juga mampu menjadi tauladan kepada adik-adik juniornya bahwa wanita juga bisa.
Baca Juga: Gelar Yudisium, Polbangtan Kementan Gencarkan Regenarasi Petani
”insya allah bisa dan siap menunjukkan bahwa wanita juga mampu”, ucap taruni NKN SMKN 7 Pinrang itu.
kegiatan ini selesai pada pukul 10.05 wita dan rencana kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dan akan ditutup pada hari jum’at dengan upacara penutupan yang sama sebagai bentuk tradisi taruna yang semi militer.