Irjen Kemenag RI Faisal Ali Hasyim Kunjungi UIN Alauddin Makassar, Dorong ASN untuk Berinovasi

- 18 Mei 2024, 18:38 WIB
Irjen Kemenag RI Faisal Ali Hasyim Kunjungi UIN Alauddin Makassar, Dorong ASN untuk Berinovasi
Irjen Kemenag RI Faisal Ali Hasyim Kunjungi UIN Alauddin Makassar, Dorong ASN untuk Berinovasi /Uin Alauddin/



CHANELSULSEL.COM-  Inspektur Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia (Irjen Kemenag RI) Faisal Ali Hasyim  menyambangi UIN Alauddin Makassar, Selasa 14 Mei 2024.

Kehadiran Faisal Ali Hasyim ini dalam rangka memberikan materi pada kegiatan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup UIN Alauddin Makassar.

Faisal Ali Hasyim, yang berasal dari Pidie, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pentingnya penguatan integritas dalam ekosistem perguruan tinggi keagamaan negeri.

Ia menekankan bahwa integritas dan inovasi merupakan kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan di institusi keagamaan.

Dalam pidatonya, Faisal mengajak seluruh ASN untuk menjadi individu yang tidak mudah bosan dan selalu mencari ide-ide atau gagasan baru.

Menurutnya, tantangan ini penting agar terus ada perbaikan dan inovasi dalam menjalankan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Jadilah pembosan agar kita tertantang untuk mencari ide atau gagasan baru. Artinya, ini terus menerus dilakukan agar kita terus memberikan hal-hal perbaikan dan terus berbuat sesuatu dalam melahirkan hal yang baru," ujarnya.

Faisal juga menjelaskan perbedaan antara pimpinan dan staf. Ia menegaskan bahwa seorang pimpinan harus selalu memiliki gagasan baru untuk melakukan perubahan.

Jika seorang pimpinan tidak memiliki ide, maka sebaiknya mereka ditempatkan pada posisi staf yang tepat hingga ide-ide tersebut muncul.

"Pimpinan itu selalu punya gagasan baru, punya ide-ide perubahan. Kalau tidak punya gagasan, carikan saja tempat staf yang pas buat dia. Siapa tahu dengan begitu ide-idenya kemudian muncul," ucapnya disambut tawa dari hadirin.

Lebih lanjut, Faisal menekankan bahwa seorang pemimpin harus selalu berinovasi dan melihat masalah sebagai tantangan yang mendorong perubahan.

"Harus selalu ada dorongan untuk melakukan perubahan-perubahan dan inovasi-inovasi, dan kita harus bekerja ikhlas dan terbuka, sehingga orang lain akan percaya sama kita, yang pada gilirannya menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Kementerian Agama," pungkasnya.

Sebelumnya, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, memberikan apresiasi tinggi terhadap program penguatan kapabilitas Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang digagas Itjen Kemenag.

Menurut Prof. Hamdan Juhannis, ide dari Irjen Faisal yang menginisiasi pengaktifan peran SPI sangat inovatif dan produktif.

"Alhamdulillah, mimpi Pak Irjen adalah bagaimana membuat SPI di lingkup PTKIN setara dengan Itjen di Kemenag dengan merekomendasikan peningkatan grade SPI, minimal setara dekan dan maksimal warek," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penguatan anggaran dan sumber daya manusia untuk SPI juga menjadi fokus utama, sehingga kinerja SPI dapat meningkat secara signifikan.

UIN Alauddin Makassar sendiri menjadi salah satu pelopor dalam penerapan program ini di jajaran PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri).

"SPI UIN Alauddin Makassar menjadi piloting di Kemenag, menunjukkan komitmen kami dalam mendukung program Itjen," kata Prof. Hamdan.

Tujuan utama dari inisiatif ini adalah agar Itjen Kemenag tidak hanya fokus pada penanganan pengaduan masyarakat (dumas), tetapi juga pada penguatan pengendalian, pengawasan, dan pembinaan internal.

Dengan demikian, keluhan dapat diselesaikan terlebih dahulu di tingkat SPI sebelum dibawa ke Itjen jika permasalahan belum terselesaikan.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan internal di PTKIN, sekaligus memperkuat integritas dan akuntabilitas dalam pengelolaan institusi pendidikan keagamaan.

Prof. Hamda mengakhiri dengan menegaskan pentingnya peran SPI dalam memastikan tata kelola yang baik dan bersih di lingkungan kampus.

"Dengan penguatan SPI, kita berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih transparan, akuntabel, dan bebas dari praktik korupsi," tutupnya.***

Editor: Burhan Andi Baharuddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah