Serangan drone tersebut merupakan serangan pertama AS yang diketahui dilakukan di dalam Afghanistan sejak pasukan dan diplomat AS meninggalkan negara itu pada Agustus 2021.

Langkah tersebut dapat meningkatkan kredibilitas Washington bahwa AS masih bisa mengatasi ancaman dari Afghanistan tanpa kehadiran militernya di negara itu.

Kematian Zawahiri memunculkan pertanyaan tentang kemungkinan dia mendapat perlindungan dari Taliban menyusul pengambilalihan Kabul pada Agustus 2021.

Pejabat senior itu mengatakan bahwa pejabat senior Taliban mengetahui keberadaan Zawahiri di kota itu dan mengatakan bahwa AS berharap Taliban mematuhi kesepakatan untuk tidak membiarkan anggota Al Qaeda membangun kembali kekuatan mereka di negara itu.
 
Baca Juga: Profil Habib Abu Bakar Al Adni, Cendikiawan Muslim yang Tutup Usia di Yordania

"Taliban harus bertanggung jawab atas keberadaan Al-Zawahiri di Kabul setelah meyakinkan kepada dunia bahwa mereka tidak akan memberikan tempat yang nyaman bagi teroris Al Qaeda, " kata Ketua Komite Tetap DPR AS Adam Schiff dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengonfirmasi bahwa sebuah serangan terjadi dan mengutuk keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap 'prinsip-prinsip internasional'.

Zawahiri menggantikan bin Laden sebagai pemimpin Al Qaeda setelah bertahun-tahun menjadi organisator sekaligus ahli strategi utamanya.
 
Namun, kharisma yang kurang dan persaingan dengan gerilyawan saingan ISIS melumpuhkan kemampuannya untuk melancarkan serangan yang menghancurkan terhadap Barat.
 
Baca Juga: Menyebar ke 72 Negara, Cacar Monyet Secara Resmi Ditetapkan Sebagai Darurat Kesehatan Global

Sementara itu, sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat AS memuji operasi serangan tersebut.

"Dunia menjadi lebih aman tanpa keberadaannya dan serangan ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kami untuk memburu semua teroris yang bertanggung jawab terhadap serangan 11 September dan mereka yang terus memberikan ancaman terhadap kepentingan AS," kata Senator AS dari Partai Republik, Marco Rubio.

Sampai pengumuman AS disampaikan, Zawahiri dikabarkan berada di daerah suku Pakistan atau di dalam Afghanistan.

Sebuah video yang dirilis pada April, di mana dia memuji seorang perempuan Muslim India karena menentang larangan memakai jilbab mematahkan rumor bahwa dia telah meninggal.
 
Baca Juga: Pakai Jasa Masyarakat Mata-matai Imigran Gelap, China Siapkan Hadiah Rp 1 M untuk Pelapor

Pejabat senior AS mengatakan penemuan Zawahiri merupakan hasil kerja keras kontraterorisme.
 
AS pada tahun ini mengidentifikasi bahwa istri, anak perempuan dan anak-anak Zawahiri lainnya telah pindah ke sebuah rumah persembunyian di Kabul, dan kemudian menyebutkan bahwa Zawahiri juga berada di sana, kata pejabat itu.

"Begitu Zawahiri tiba di lokasi tersebut, kami tidak melihat bahwa dia pernah meninggalkan rumah itu," kata pejabat tersebut.

Dia beberapa kali diidentifikasi berada di atas balkon, yang menjadi tempat terakhir dia diserang.
 
Dia disebutkan terus membuat video dari rumah itu dan beberapa di antaranya kemungkinan dirilis setelah kematiannya, kata pejabat itu.***