Menurut Bank Dunia, tingkat kesuburan di Uganda tercatat cukup tinggi, dengan rata-rata 5,6 anak per wanita.
Adapun penyebab kondisi langka Mariem, lantaran dia memiliki ovarium besar yang tidak normal.
Hal itu menyebabkan hiperovulasi yang membuatnya kerap mengandung anak dengan jumlah banyak.
Baca Juga: Jadi Top Skor Sementara Piala Presiden 2022, Simak Profil Carlos Fortes
Dr Charles Kiggundu, seorang ginekologi di Rumah Sakit Mulago di Ibu Kota Uganda, Kampala, mengatakan bahwa kesuburan ekstrem yang dialami Mariem kemungkinan besar berasal dari genetik.
"Kasusnya adalah kecenderungan genetik untuk hiperovluasi, melepaskan banyak telur dalam satu siklus, yang secara signfikan meningkatkan kemungkinan memiliki banyak kelahiran," katanya.
Saat ini, Mariem genap berusia 43 tahun. Dokter pun telah 'memotong' rahimnya.
Editor: Adi Irwansyah
Sumber: ANTARA