Orang Dekat Presiden Ukraina Bocorkan Negaranya 'Kapok' Berharap Gabung NATO, Alasannya

26 Juni 2022, 10:34 WIB
Bendera NATO dan Ukraina. /Pixabay/WiR-Pixs

CHANELSULSEL.COM - Ukraina telah menerima dengan lapang dada terkait keanggotaan NATO yang akan sulit didapatkannya, bahkan cenderung batal.

Pernyataan mengejutkan ini muncul dari penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Igor Zhovkva, kepada outlet berita Financial Times, Sabtu, 25 Juni 2022.

Zhovkva mengatakan, Ukraina tidak akan melanjutkan upaya untuk bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) itu.

Namun demikian, Zhovkva menggaris bawahi beberapa permintaan dan tuntutan Kyiv terhadap NATO.

Baca Juga: Paspampres Siapkan Rompi Anti Peluru untuk Jokowi, Dipakai saat Kunjungan ke Ukraina

Para pemimpin NATO akan bertemu di ibu kota Spanyol Madrid pekan depan.

Dalam pertemuan dan konsultasi selama dua hari itu, aliansi akan mengungkap konsep strategis mereka.

Konsep tersebut berkaitan dengan dokumen berisikan misi dan sikap aliansi terhadap non-anggota, termasuk China dan Rusia.

Zhovkva, mengatakan bahwa pemerintah Zelensky ingin aliansi itu mengakui Ukraina sebagai “landasan keamanan Eropa.”

Menurutnya, Ukraina ingin NATO menegaskan kembali kemitraannya dengan Kyiv, yang pertama kali didirikan pada 1997.

Selain dari itu, dia menjamin Ukraina tidak akan memaksakan ihwal lain, termasuk untuk bergabung jadi anggota NATO.

“Anggota NATO telah menolak aspirasi kami. Kami tidak akan melakukan apa-apa lagi dalam hal ini," katanya.

Baca Juga: 30 Juni Jokowi Terbang ke Moskow, Orang Dalam Sebut Pertemuan dengan Presiden Rusia - Indonesia Sangat Penting

Keanggotaan prospektif Ukraina dalam aliansi dianggap sebagai penyebab utama terjadinya konflik dengan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bersikeras bahwa buku keanggotaan aliansi tetap terbuka untuk negara-negara yang tertarik.

Namun, Stoltenberg tak punya opsi selain mengesampingkan keanggotaan Ukraina dalam waktu dekat.

Di bawah Deklarasi Bukares 2008, Georgia dan Ukraina bagi NATO tercatat akan menjadi anggota resmi NATO pada tanggal yang tidak ditentukan di masa mendatang.

Konsep Strategis NATO belum diperbarui sejak 2010. Versi dokumen lama menyatakan bahwa aliansi tersebut mencari “kemitraan strategis sejati” bersama Rusia.

Zhovkva ingin NATO menghapus penyebutan Rusia sebagai "mitra" dari pembaruan yang akan datang.

“Kami berharap dalam (revisi) konsep strategis NATO, akan ada peringatan yang lebih ketat dan keras kepada agresor Rusia," katanya, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Russia Today, Minggu, 26 Juni 2022.

Dia mendesak aliansi itu supaya tidak malu-malu memasukkan teks anti-Rusia di dalam dokumen.

Lebih lanjut, Zhovkva mengatakan bahwa dia ingin konflik Ukraina dijelaskan dalam dokumen strategi, bukan sekadar mencoret kata ‘mitra’ bagi Rusia.***

Editor: Adi Irwansyah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler